Jakarta, CNN Indonesia -- Virus corona turut 'memukul'
Starbucks secara global. Dilansir dari
CNN, pendapatan secara global jaringan
coffee shop dunia ini turun 10 persen dalam tiga bulan pertama 2020
Penurunan penjualan paling menonjol di China, lokasi pertama virus corona menyebar. Penurunan penjualan di China anjlok hingga 50 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara, dalam periode yang sama, Starbucks di Amerika Serikat mengalami penurunan penjualan sebesar 3 persen dan membuat pendapatan bersih Starbucks turun sebesar 5 persen menjadi US$6 miliar.
Penurunan penjualan disebabkan oleh tutupnya gerai Starbucks di sebagian besar lokasi karena virus corona. Perusahaan sementara ini telah menutup sekitar setengah dari toko yang dioperasikan di Amerika Serikat, dan lebih dari 75 persen di Kanada, Jepang, dan Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kondisi sebaliknya mulai terjadi di China, di mana 95 persen gerai Starbucks mulai buka kembali.
"Kami memperkirakan penjualan China akan pulih secara substansial dengan penjualan toko yang sebanding ke level tahun sebelumnya pada akhir tahun fiskal 2020," ujar pernyataan resmi perusahaan terkait keuangan Starbucks.
Perusahaan pun menyatakan, belajar dari pengalaman di China, mereka yakin bisnis akan segera pulih.
Sebelumnya, Starbucks memang menutup gerai selama dua pekan untuk mencegah penyebaran virus corona di Amerika Serikat dan Kanada pada akhir Maret. Kemudian, penutupan diperpanjang hingga satu bulan.
Selama penutupan, mereka masih menerima layanan
drive-thru dan pengantaran.
[Gambas:Video CNN]Dalam aplikasinya, raksasa kopi itu menulis, "Segalanya berubah, tetapi kami masih di sini untuk Anda."
Wakil Presiden Eksekutif Starbucks dan Presiden Bisnis AS dan Kanada Rossann Williams mengungkap pekerja Starbucks masih akan dibayar untuk bulan berikutnya. Bahkan, jika mereka memilih untuk tinggal di rumah.
(age/sfr)