PLN Kebanjiran Keluhan Pelanggan soal Tagihan Listrik Bengkak

CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2020 17:35 WIB
PT PLN (Persero) memastikan tidak akan menaikkan tarif listrik meski mendapatkan tekanan dari pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
PLN menerima ratusan keluhan pelanggan soal tagihan listrik yang membengkak. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) mengaku kebanjiran keluhan pelanggan karena melonjaknya tagihan listrik periode April 2020. Seharinya, perusahaan setrum negara itu menerima hampir 900 keluhan lewat pelayanan telepon dan berbagai platform sosial media.

Executive Vice President QAS Kantor Pusat PT PLN (Persero) Hikmat Derajat menyebut secara nasional per hari PLN menerima rata-rata 889 keluhan via telepon mau pun kiriman email, Facebook, dan Twitter.

"Untuk keluhan secara nasional, khususnya dalam lonjakan konsumsi pemakaian listrik di masyarakat rata-rata per hari secara nasional ada 889 kasus yang dicatatkan hampir 900 pelanggan," katanya pada Rabu (6/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara untuk kawasan Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta, per Rabu (6/5), telah masuk sebanyak 2.900 kasus pengaduan.

General Manager PLN UID Jakarta Raya Ikhsan Asaad bilang perseroan telah menyelesaikan 2.200 kasus dan tengah berkomunikasi dengan 700 pelanggan lainnya.

Katanya, dari 2.200 kasus tersebut, 94 persen di antaranya telah sesuai dengan tagihan yang seharusnya dibayarkan. Dia klaim, masyarakat mengaku puas dengan penjelasan dan klarifikasi yang dilakukan oleh PLN.

Sementara 6 persen lainnya diakuinya terjadi kekeliruan perhitungan. Dia mencontohkan salah seorang pelanggan yang mengunci rumah dan tak menggunakan listrik sama sekali namun ditagihkan sebesar Rp1 juta untuk Maret 2020.

Alasannya, kata Ikhsan, yaitu penagihan dilakukan sesuai dengan rata-rata penggunaan listrik selama 3 bulan terakhir yaitu Desember 2019 hingga Februari 2020. Seharusnya, pelanggan tersebut hanya ditagihkan biaya batas minimum yaitu penggunaan sebesar 40 jam per bulan.

"94 persen ini sudah sesuai dengan pemakaian, 6 persennya yang harus dikoreksi karena tagihan Maret diambil rata-rata 3 bulan sebelumnya," ucapnya.

Dia pun memastikan bahwa lebih bayar pelanggan akan menjadi kredit yang dapat dipakaikan di bulan selanjutnya. Artinya, jika pelanggan terbukti lebih bayar Rp200 ribu untuk April, maka tagihan Mei akan dikurangi sebesar Rp200 ribu.

Di kesempatan sama, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PT PLN (Persero) I Made Suprateka menjelaskan bahwa membengkaknya tagihan listrik untuk April 2020 disebabkan oleh perubahan mekanisme perhitungan tagihan listrik. Alasan lainnya yaitu naiknya konsumsi listrik selama penerapan kerja dari rumah (WFH).

Made bilang, PLN menunda pencatatan dan pemeriksaan meteran listrik pelanggan demi mencegah penyebaran wabah virus corona, tagihan Maret pun diambil dari rata-rata konsumsi 3 bulan sebelumnya yaitu Desember 2019 dan Januari-Februari 2020.

[Gambas:Video CNN]

Oleh karena itu, Made menyebut bahwa penggunaan berlebih pada Maret yang belum ditagihkan dilimpahkan (carry over) ke penggunaan April.

"Sehingga terjadi kenaikan, ada carry over dari Maret dan peningkatan di April sehingga tagihan kWh terasa 200 kali lipat tagihannya, ini perlu kita jelaskan," ucap Made.

(wel/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER