Jakarta, CNN Indonesia -- Pemberlakuan
physical distancing yang diterapkan BPJS Kesehatan di berbagai kantor cabang menyebabkan pembatasan layanan, termasuk di Kota Bekasi. Namun hal itu diyakini tak akan mengurangi kualitas pelayanan.
Pembatasan layanan tersebut merupakan upaya optimalisasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tengah pandemi Covid-19. Kepala BPJS Kesehatan Bekasi Eddy Sulistijanto Hadie mengatakan pihaknya tetap berkomitmen memberi layanan terbaik berdasar protokol pencegahan Covid-19 yang ditetapkan pemerintah.
"Dalam upaya untuk tetap memberikan pelayanan prima terhadap masyarakat di tengah wabah pandemi virus Covid-19 ini tentunya BPJS Kesehatan sebagai badan hukum publik dan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik yang diperbolehkan beroperasi selama masa PSBB, diperlukan upaya untuk tetap dapat memberikan pelayanan yang terbaik tanpa mengesampingkan perlindungan diri agar terhindar dan memutus rantai penyebaran virus Covid-19," ucapnya pada Kamis (30/04).
Selain pembatasan layanan, BPJS Kesehatan juga mengarahkan peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dan calon peserta kepada aplikasi Mobile JKN atau kanal layanan digital lainnya, seperti CHIKA yang diakses melalui WhatsApp di nomor 08118750400, Telegram dengan bot https://t.me/BPJSKes_bot, juga Facebook Messenger.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eddy mengatakan, pelayanan terbatas diprioritaskan bagi peserta dalam kondisi darurat dan harus segera mengakses layanan kesehatan.
"Bagi masyarakat yang ingin mengakses layanan kepesertaan lainnya, mereka bisa mengaksesnya di kanal layanan digital melalui aplikasi Mobile JKN, layanan chat bot VIKA dan layanan Voice Interactive JKN (VIKA)," kata Eddy menambahkan.
Seorang peserta JKN-KIS, Hendi menyampaikan apresiasi atas pelayanan BPJS Kesehatan yang tetap mengedepankan perlindungan diri. Ia mengaku puas melihat penerapan protokol pencegahan Covid-19 yang dimulai sebelum dirinya memasuki kantor.
"Pelayanannya sangat ramah dan bagus. Di pintu masuk hanya satu orang yang diperbolehkan masuk, kemudian saya diarahkan untuk mencuci tangan dan saya juga dites suhu badan. Setelah selesai pelayanan, saya diberikan hand sanitizer oleh sekuriti dan langsung diarahkan ke bagian frontliner untuk langsung mendapatkan pelayanan saat itu juga," ucap Hendi.
Untuk menghindari berkumpulnya peserta serta menjaga jarak, dan kontak langsung setiap orang, BPJS Kesehatan menandai jarak tempat duduk, menyediakan hand sanitizer di beberapa titik, spot cuci tangan dibeberapa titik, juga pemasangan pembatas antara peserta dengan petugas frontliner.
(rea)