Jakarta, CNN Indonesia -- Bank of Japan (
BoJ) atau bank sentral
Jepang menunjuk direktur eksekutif perempuan pertama sejak 138 tahun berdiri. BoJ mengangkat Tokiko Shimizu menjadi satu dari enam direktur eksekutif yang akan menjalankan operasi harian bank sentral.
Bankir berusia 55 tahun tersebut telah bergabung dengan BoJ sejak 1987 silam. Ia memulai karir di divisi pasar keuangan dan operasi valuta asing. Shimizu sempat menjadi manajer umum untuk Eropa dan menjadi wakil kepala di London pada periode 2016 hingga 2018.
Dilansir dari
CNN.com, Selasa (12/5), jumlah pekerja perempuan di bank sentral Jepang mencapai 47 persen. Namun, hanya 13 persen yang menempati posisi manajerial senior dan hanya 20 persen pada posisi ahli yang berurusan dengan hukum, sistem pembayaran hingga catatan bank.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lembaga lain, seperti badan pembuat kebijakan moneter, yang berdiri pada 1998, pun hanya memiliki satu anggota dewan perempuan. Namun, hanya satu dari sembilan anggota dewan dan BoJ tidak pernah memiliki gubernur perempuan. Kondisi ini berbeda dengan The Fed atau bank sentral Eropa.
Selama satu dekade terakhir, tantangan demografis dan meningkatnya jumlah perempuan dengan pendidikan tinggi mulai menggeser struktur manajemen Jepang yang biasanya didominasi laki-laki.
Berdasarkan data Bank Dunia 2018, populasi perempuan di Jepang mencapai 51 persen. Sayangnya, menurut World Economics Forum (WEF), negara matahari terbit ini berada di peringkat 121 dan 153 negara dalam indeks kesenjangan gender global.
WEF pun mencatat Jepang berada di peringkat terbawah di antara negara-negara G7 untuk kesetaraan gender. Walaupun, Perdana Menteri Shinzo Abe berjanji untuk memberdayakan perempuan yang bekerja melalui kebijakan yang disebut '
womenomics'.
[Gambas:Video CNN] (age/bir)