Corona, 48 Ribu Pekerja Industri Pariwisata Jabar Dirumahkan

CNN Indonesia
Kamis, 14 Mei 2020 06:02 WIB
Pekerja mengepel lantai pada salah satu hotel di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (12/4/2020). Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Dedi Taufik mengatakan sebanyak 575 hotel di wilayah Jawa Barat tutup akibat pandemi virus Corona (COVID-19) dan tingkat hunian hotel pun menurun drastis hingga mencapai lima persen dari kondisi normal yang bisa mencapai 50 persen. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar mencatat sekitar 48.289 pekerja dirumahkan. Ilustrasi. (Antara Foto/Arif Firmansyah).
Jakarta, CNN Indonesia -- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar mencatat sekitar 48.289 pekerja dirumahkan karena pandemi virus corona. Dari jumlah tersebut, pekerja yang dirumahkan dari destinasi wisata sebanyak 5.179 orang. Sedangkan, pekerja bidang hotel 12.143 orang dari total 2.768 lembaga usaha.

Kemudian, pekerja restoran sebanyak 1.179 orang, pekerja ekonomi kreatif sebanyak 14.991 orang, biro perjalanan 1.107 dan pekerja seni budaya 14.721 orang. Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik mengatakan pandemi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor pariwisata.

Dedi mengungkap pertumbuhan sektor pariwisata mencapai minus 3 persen dan berdampak pada inflasi sebesar 0,24 persen. Pertumbuhan ini minus karena pelaku usaha industri hotel, restoran, ekonomi kreatif hingga usaha non formal banyak yang mengambil kebijakan untuk merumahkan pekerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penurunan drastis bahkan hampir merata di seluruh Jawa Barat. Para pelaku industri memutuskan untuk menutup dan tidak ada aktivitas yang signifikan dalam kegiatan ekonomi," kata Dedi dalam keterangan tertulis, Rabu (13/5).

Dedi mengaku terus merancang strategi untuk memulihkan kondisi industri pariwisata, termasuk membuat mitigasi setelah pandemi berakhir. Sejauh ini ada tiga tahap dan pemetaan yang sudah dibuat yakni, fase tanggap darurat, pemulihan dan normalisasi.

Dalam tahap tanggap darurat, Dedi mengungkap segera berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pemerintah kabupaten/kota untuk membantu para pekerja, termasuk mendorong kebijakan fiskal bagi pelaku pariwisata berdasarkan permohonan asosiasi. 

"Berdasarkan permohonan itu, pihak kementerian melakukan refocusing anggaran untuk membantu para pekerja yang terdampak. Alhamdulillah, Jabar mendapat bantuan dengan kuota 36 ribu bahan makanan pokok bantuan kerohiman dari Kemenparekraf untuk pekerja yang terdampak," katanya.

Dedi mengakui, bantuan ini hanya bersifat sementara dan tidak bisa menyelesaikan persoalan. Namun, jika dilihat dari sisi psikologis, maka hal ini diharapkan bisa berpengaruh positif dan meringankan beban kepada para pekerja yang dirumahkan. 

Kemudian, fase pemulihan direncanakan dilakukan pada Juni hingga Desember 2020. Ia berharap, pandemi ini bisa segera berakhir agar bisa fokus mendorong bergeraknya industri pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Di awal fase ini, ada konsep new normal pada promosi dengan sasaran pariwisata pasar domestik yang dibagi ke dalam beberapa bagian daerah.

"Tentu saja ada penerapan protokol kesehatan yang ketat. Kita berharap dalam fase pemulihan sudah mulai mengedepankan quality tourism. Dorongan kepada masyarakat ini nantinya diarahkan pada destinasi wisata alam terbuka," ucap Dedi.

Di sektor ekonomi kreatif, pihaknya akan mendorong produk yang dihasilkan lebih mengutamakan faktor kesehatan. Salah satu contohnya, destinasi kuliner khas daerah yang memiliki kandungan yang sehat.

"Tentu sasaran pasarnya semua kalangan usia, tapi fokusnya ke pasar milenial. Pada masa fase pemulihan ini, salah satu yang menjadi target adalah memperbanyak mice. Ini harus ada kerjasama antara pemerintah dan asosiasi agar industri pariwisata bisa kembali bangkit," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(hyg/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER