Corona, Tanri Abeng Ingin BUMN Aktif Tarik Investasi Asing

CNN Indonesia
Senin, 18 Mei 2020 16:34 WIB
Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng saat memberikan keterangan terkait pembubaran anak usaha Pertamina, Petral (Pertamina Energy Trading Limited), Jakarta, Kamis, 13 Mei 2015. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Mantan Menteri BUMN Tanri Abeng mendorong BUMN lebih aktif menarik investasi asing di tengah pandemi corona. (Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Menteri BUMN Tanri Abeng menyarankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lebih aktif menarik penanam modal asing dengan kondisi perekonomian yang melambat karena pandemi virus corona.

Menurut Tanri, potensi besar yang dimiliki BUMN sangat menarik untuk dijadikan mitra strategis oleh investor luar negeri. Hal ini dikarenakan tata kelola korporasi BUMN jauh lebih baik dibandingkan swasta.

"BUMN bisa berperan aktif yakni bagaimana bisa menarik modal dari luar masuk ke Indonesia, mengingat BUMN sangat menarik untuk dijadikan mitra," ujarnya dalam seminar daring yang digelar LP3ES di Jakarta, Senin (18/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Tanri, masuknya dana asing akan membantu ketahanan nilai tukar rupiah. Dana itu bisa masuk melalui penerbitan obligasi global.

Bukan hanya untuk menarik investasi asing, Tanri menilai BUMN memiliki peran untuk memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan ekonomi Indonesia.

"Kalau saya secara pribadi dari BUMN kita yang sekarang ini sudah jauh lebih sehat. Bagaimana BUMN bisa berperan untuk memberi dukungan terhadap ketahanan ekonomi kita," katanya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menilai antusiasme investor terhadap obligasi global BUMN di tengah kondisi pasar global yang tidak pasti menunjukkan Indonesia masih menjadi salah satu tujuan investasi menarik di dunia.

Oleh karena itu, Erick mendorong BUMN terus kreatif dalam mencari pendanaan seperti penerbitan obligasi dalam dolar AS.

[Gambas:Video CNN]

Pada awal pekan lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut kemungkinan terjadi perlambatan ekonomi pada kuartal II 2020 seiring meluasnya penerapan PSBB di berbagai daerah.

Pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi anjlok ke posisi 2,97 persen dari posisi sebelumnya 4,9 persen pada kuartal IV 2019.

"Perlambatan kuartal I mungkin akan diikuti kuartal II di mana PSBB dilakukan lebih meluas. Melihat dampaknya di triwulan dua dan tiga yang terdampak cukup banyak akibat pelaksanaan PSBB," ujarnya pada Senin (11/5) lalu.

(jal/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER