Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyatakan korban Pemutusan Hubungan Kerja (
PHK) bisa mengantongi bantuan US$50 atau setara Rp700 ribu per bulan (asumsi kurs Rp14 ribu per dolar AS) dari hasil donasi para
diaspora Indonesia.
Bantuan ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan dengan Diaspora Care 'One Family to One Family' atau Diaspora Peduli yang merupakan program dari organisasi Diaspora.
Diaspora adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja atau menetap di luar negeri. Program ini sengaja dibentuk sebagai kepedulian kepada sesama di tengah tekanan pandemi virus corona atau Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diaspora Care ini kegiatan mengumpulkan donasi dari para diaspora untuk membantu saudara-saudara kita di Tanah Air yang terdampak pandemi covid-19, khususnya pekerja ter-PHK dan dirumahkan," ungkap Ida dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (19/5).
Ia bilang bantuan bisa didapat korban PHK dengan mendaftar ke
www.diasporapeduli.id. Setelah itu, calon donatur akan memilih kepada siapa bantuan akan diberikan.
Bila terpilih, maka korban PHK yang mendaftar akan mendapat bantuan. Namun, belum ada penjelasan lebih rinci soal mekanisme pemilihan dan penyaluran bantuan tersebut.
"Saya berharap 6 juta diaspora yang tersebar di dunia segera berpartisipasi dalam program kemanusiaan lintas batas, lintas negara ini," kata Ida.
Program Diaspora sendiri resmi diluncurkan pada Senin (18/5) kemarin. Pendiri Diaspora Dino Patti Djalal mengatakan program bantuan ini resmi dari hasil donasi para diaspora, sehingga tidak berasal dari keuangan negara.
Kerja sama antara pemerintah dan Diaspora hanya pada penyesuaian data korban PHK dan yang dirumahkan. Ia pun berharap program ini bisa diikuti oleh organisasi atau komunitas lain.
"Tak ada satu sen pun yang diambil pemerintah maupun Diaspora," jelasnya.
Lebih lanjut Dino mengatakan penyaluran bantuan nantinya akan dilakukan antar keluarga donatur ke penerima. Dengan begitu, hasil donasi tidak disalurkan oleh pemerintah atau Diaspora.
"Semua langsung masuk ke rekening penerima. Setelah itu prosesnya berjalan sendiri. Kalau Diaspora bisa melihat dan memilih langsung keluarga yang akan dibantunya, keluarga ter-PHK," jelasnya.
Sementara, Direktur Hubungan Lembaga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Sis Apik Wijayanto mengaku siap menjadi mitra kerja sama dalam program Diaspora Peduli. Bank pelat merah ini bisa menjadi penyalur donasi dari donatur ke penerima.
Kebetulan, BNI memilih enam kantor cabang di luar negeri dan 13 kantor cabang representatif. LOkasinya ada di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Seoul, London, dan New York.
"Kami di Indonesia ada 2.000 outlet, juga siap melayani. Kami ingin sukseskanDiaspora Peduli ini untuk kita semua," tandasnya.
[Gambas:Video CNN] (uli/bir)