Jakarta, CNN Indonesia --
Argentina kembali gagal membayar bunga
surat utang, usai gagal membayar bunga atas
obligasi senilai US$500 juta atau setara Rp7,32 triliun (Rp14.650 per dolar AS).
Kendati demikian, Argentina mengaku masih melakukan negosiasi untuk restrukturisasi utang dengan kreditornya. "Kami tidak membayar, tetapi negosiasi terus berlanjut," ujar sumber pemerintah, dikutip AFP, Sabtu (23/5).
Argentina tercatat memiliki utang US$66 miliar atau setara Rp966 triliun yang akan jatuh tempo pada 2 Juni mendatang. Pemerintahan Presiden Alberto Fernandez mengaku berupaya mencapai kesepakatan sebelum Argentina dinyatakan benar-benar wanprestasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Argentina dilanda krisis dalam dua tahun terakhir. Total utang Argentina sudah tembus US$324 miliar atau Rp4.746 triliun. Angka itu mencapai 90 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Argentina.
Dalam sejarah sejak berdirinya, negara Amerika Selatan itu sudah delapan kali tercatat gagal bayar utang. Yang terbaru, utang US$100 miliar yang gagal dibayarkan pada 2001 silam.
Lembaga pemeringkat internasional Moody's menyebut gagal bayar Argentina akan merugikan investor karena tekanan ekonomi saat ini sangat kuat yang diakibatkan pandemi virus corona.
"Moody's memperkirakan upaya restrukturisasi utang Argentina mungkin akan menjadi lebih rumit," kata Wakil Presiden Moody's Gabriel Torres.
Kreditor utama Argentina bahkan menuntut diskusi langsung dan segera terkait keinginan restrukturisasi. Sebab, Kelompok Ad Hoc kreditor Blackrock dan Fidelity menilai kata-kata Argentina terdengar lebih keras dari usahanya membayar utang.
"Kami senang Argentina berniat untuk negosiasi restrukturisasi utang dengan kreditor, tapi tindakan lebih baik daripada kata-kata. Selama sebulan terakhir, Argentina hampir tidak pernah menyampaikan substansi kepada kreditornya," sambung kreditornya itu.
[Gambas:Video CNN] (afp/bir)