Sandiaga Kenang UMKM Penyelamat Krismon yang Terimbas Corona

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Mei 2020 19:57 WIB
Politikus Gerindra Sandiaga Uno memberikan keterangan pada wartawan di kediamannya. Jakarta, Kamis, 17 Oktober 2019.
Sandiaga Uno mengenang bagaimana para UMKM yang dulu menjadi 'penyelamat' ekonomi ketika krisis moneter, kini terpukul pandemi corona.(CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengusaha sekaligus calon wakil presiden 2019-2024 Sandiaga Salahuddin Uno mengenang bagaimana para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dulu menjadi 'penyelamat' ekonomi ketika krisis moneter pada 1997-1998, kini terpukul akibat tekanan ekonomi di tengah pandemi virus corona atau covid-19. Bahkan, pekerja di sektor ini banyak yang terperosok menjadi pengangguran dan rawan jatuh ke jurang kemiskinan. 

"Berbeda dengan 1997-1998 di mana UMKM menjadi juru selamat dan tulang punggung ekonomi, saat ini, 2020, mereka terpukul karena 'lockdown' di tahap pertama, dampak dari larangan lalu lalang," ucap Sandi kala mengisi acara diskusi virtual pada Jumat (22/5) malam. 

Menurut catatannya, omzet para pengusaha kecil anjlok sekitar 50 persen sampai 70 persen di tengah pandemi corona. Bahkan, potensi jumlah pengangguran yang bisa mencapai 10 juta hingga 15 juta orang pada tahun ini, mayoritas berasal dari sektor informal dan UMKM. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampaknya, sambung Sandi, UMKM yang banyak mengisi kelas calon masyarakat kelas menengah (aspiring middle income class) dengan populasi mencapai 37 juta orang justru rawan kembali ke kelas penduduk miskin. Hal ini tak lepas dari buruknya berbagai proyeksi pertumbuhan ekonomi yang memperkirakan Indonesia hanya bisa mencicipi laju perekonomian 1 persen sampai minus 1 persen pada tahun ini. 

"Berarti mereka (UMKM) ini 'mantab' alias makan tabungan," ujarnya. 

Untuk itu, kata Sandi, pemerintah harus cepat membuat dan mengimplementasikan kebijakan serta memonitor kondisi dan dampaknya kepada UMKM. Tujuannya, agar UMKM yang sudah terlanjur jatuh bisa segera ditolong, sementara yang belum bisa dicegah. 

Menurutnya, ada dua cara yang bisa dilakukan. Pertama, memberikan bantuan likuiditas agar dapat menambah daya dukung modal dan arus kas UMKM, sehingga bisa mempertahankan usahanya. 

"Bukan hanya pelonggaran bagi UMKM, tapi konsepnya 'kapera' alias kredit pemulihan rakyat. Ini karena tabungan mereka sudah habis dan butuh modal kerja. Jadi perlu dilihat apakah plafonnya bisa ditambah, bisa dipercepat, nanti akan tumbuh unicorn baru berbasis new normal," jelasnya. 

Kedua, memberi dukungan pada sisi konsumsi para pengusaha kecil, sehingga menopang mereka agar tidak jatuh ke jurang kemiskinan. Sandi bilang kebijakan ini perlu dilakukan agar dampak dari kejatuhan UMKM tidak semakin besar ke perekonomian. 

Pasalnya, menurut dia, pelaku UMKM sejatinya bukan sekadar masyarakat yang mampu berusaha tanpa bantuan pemerintah. "Tapi mereka itu jadi pengusaha UMKM karena keterpaksaan karena tidak mendapat pekerjaan di sektor formal, makanya harus berdagang dengan usaha keluarga," tuturnya. 

Lebih lanjut, dari jenis industri, menurutnya usaha yang bisa diberi dukungan lebih dulu adalah yang bergerak di bidang konsumsi. Khususnya yang memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. 

"UMKM yang bisa survive ke depan itu kembali lagi ke ekonomi kita yang bergantung ke konsumsi, kalau dikerucutin lagi ya pangan. Ini sektor yang cepat rebound," pungkasnya. 

[Gambas:Video CNN]

(uli/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER