Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi
Uni Eropa berencana memberikan bantuan senilai 750 miliar euro atau setara US$825 miliar kepada negara anggota mereka yang ekonominya terpukul
virus corona. Bantuan ini akan diberikan melalui pasar keuangan menggunakan
anggaran 2021-2027.
Mengutip CNN, dua pertiga dari uang itu akan dibagikan ke negara-negara terdampak melalui hibah. Sedangkan sisanya akan ditawarkan sebagai pinjaman.
Tujuannya, guna memastikan negara di blok tersebut tidak tertinggal ekonominya ketika pemulihan terjadi. "Kami semua memahami krisis ini begitu besar sehingga kami harus mengambil langkah-langkah yang tidak biasa untuk mengatasi krisis dan untuk menjadi lebih kuat," kata Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komisi Uni Eropa memperkirakan pertumbuhan ekonomi Uni Eropa mengalami kontraksi hingga 7,75 persen tahun ini. Prediksi itu merupakan rekor pertumbuhan ekonomi terburuk sepanjang sejarah Uni Eropa.
Bahkan, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde meramal angka kontraksi bisa lebih besar lagi, yakni minus 8 persen hingga 12 persen.
Sementara itu, Jerman dan Prancis, dua negara dengan ekonomi terbesar di Eropa mengaku mendukung pemberian dana bantuan yang tidak memerlukan pembayaran kembali.
Rencananya, Prancis-Jerman akan berfungsi sebagai dasar untuk proposal bantuan Komisi Uni Eropa itu, mencakup 500 miliar euro atau US$550 miliar dalam bentuk hibah dan 250 miliar euro atau US$275 miliar dalam bentuk pinjaman.
"Ini akan memungkinkan negara-negara anggota untuk berkontribusi pada anggaran Uni Eropa berikutnya," kata von der Leyen.
Negara yang mendukung paket kebijakan itu mendorong negosiasi lebih lanjut sehingga bantuan tidak akan tertunda. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan melalui Twitternya bahwa itu akan menjadi hari yang penting bagi Uni Eropa.
"Kami harus bergerak cepat dan mengadopsi perjanjian ambisius dengan semua mitra Uni Eropa,"tulisnya.
Namun, pendapat berbeda disampaikan oleh sekelompok negara yang dikenal sebagai 'Frugal Four' yang terdiri dari Austria, Belanda, Swedia, dan Denmark. Mereka menolak kompromi Perancis-Jerman dan mengatakan mereka hanya mendukung pinjaman.
"Negosiasi akan memakan waktu. Sulit membayangkan proposal ini akan menjadi akhir dari negosiasi itu," kata seorang diplomat Belanda kepada CNN.
[Gambas:Video CNN]Selain dana bantuan, masing-masing negara telah meluncurkan program stimulus ekonomi mereka sendiri. Misalnya, Jerman menggelontorkan stimulus ekonomi yang bernilai lebih dari 10 persen dari PDB. Sementara, Italia dan Spanyol sekitar 3 persen dari PDB.
Namun, negara-negara yang terpukul keras di Eropa selatan seperti Italia dan Spanyol khawatir pemulihan ekonomi tidak akan merata jika tanpa bantuan.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez mengatakan di Twitter bahwa kesepakatan harus dicapai segera, sehingga negaranya memiliki akses ke sumber daya yang memungkinkan Spanyol memulai kembali ekonomi dan mengatasi krisis.
Pernyataan itu ditanggapi oleh von der Leyen. Ia mencatat terdapat risiko kebangkrutan dan meroketnya pengangguran jika Komisi Uni Eropa tidak segera bertindak.
"Kita tidak boleh lupa bahwa kita berada dalam krisis yang dalam dan kita belum melihat akhir dari krisis sejauh ini," kata von der Leyen.
(ulf/agt)