Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian BUMN menyebut pembentukan
holding rumah sakit (RS) menunggu masing-masing perusahaan pelat merah untuk menghitung ulang asetnya.
Holding RS BUMN ini akan membawahi 64 rumah sakit dari 15 perusahaan
BUMN.
"Lagi dibuat semua, strukturnya bagaimana. Struktur modalnya juga, nanti masing-masing perusahaan yang nyetor rumah sakitnya. Mereka akan punya saham di situ," terang Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga via teleconference, Selasa (2/6).
Dalam hal ini, saham holding RS BUMN akan dikelola oleh PT Pertamina Bina Medika-IHC. Tiap BUMN yang unit rumah sakitnya tergabung dalam holding akan mendapat saham sesuai besaran kepemilikan asetnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepemilikannya akan sesuai hitung-hitungan. Misalnya, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, punya rumah sakit diserahkan sebagai kelolaan IHC. Itu adalah bagian dari kepemilikan saham dia, masing-masing perusahaan ada porsinya," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan rencana holding rumah sakit tersebut dapat membangkitkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Selain itu, upaya tersebut diharapkan bisa mengatasi masalah defisit neraca di sektor kesehatan Indonesia yang saat ini tembus US$6 miliar atau sekitar Rp 84 triliun.
Ia menargetkan proses konsolidasi lanjutan perusahaan-perusahaan pelat merah ini akan kembali dilakukan mulai Juni 2020.
Menurutnya, perusahaan induk RS pelat merah dapat meningkatkan pendapatan hingga kisaran Rp8 triliun sampai Rp10 triliun. Berdasarkan laporan keuangan 2018, pendapatan konsolidasi rumah sakit dan klinik milik negara itu mencapai Rp5,6 triliun.
[Gambas:Video CNN] (hrf/bir)