Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Rusia menyiapkan
stimulus ekonomi senilai US$72 miliar atau setara Rp1.038 triliun (asumsi kurs Rp14.418 per dolar AS). Stimulus itu diberikan untuk membantu pemulihan ekonomi usai dipukul pandemi
virus corona (covid-19).
Dilansir dari
AFP, Rabu (3/6), ekonomi Rusia mengalami kontraksi tajam tahun ini. Pemerintah Rusia memperkirakan ekonomi mereka akan menyusut hingga 9,5 persen di kuartal kedua karena dampak pandemi virus corona.
Dana stimulus itu disiapkan untuk menggairahkan kembali ekonomi Rusia yang berantakan selama
lockdown berlangsung. Dana tersebut ditujukan untuk meningkatkan lapangan kerja, pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam draf rencana pemulihan ekonomi Rusia yang dikutip kantor berita TASS, disebutkan dana itu secara spesifik akan digunakan untuk menciptakan cadangan obat, mengembangkan pariwisata domestik, dan menghabiskan satu triliun rubel untuk proyek-proyek infrastruktur.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Mikhail Mishustin, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut rencana ini sebagai fondasi memperbaiki ekonomi di Negeri Beruang Merah tersebut.
"Ini merupakan masalah penting bagi kami yang harus diselesaikan. Kami juga harus memastikan perencanaan jangka panjang yang baik," ucapnya.
Rancangan pemulihan ekonomi Rusia dibagi ke dalam tiga tahap. Mulai dari menstabilkan kondisi ekonomi di kuartal saat ini hingga rencana membangun kembali ekonomi dalam kondisi yang sudah stabil.
Penerapan lockdown di Rusia memang menghantam banyak sektor, tak terkecuali sektor industri. Sektor industri diminta oleh Putin untuk menghentikan aktivitas kerja tetapi tetap diminta untuk membayar upah karyawan.
[Gambas:Video CNN]Penerapan
lockdown ini menambah masalah lain bagi Rusia usai efek aneksasi Krimea tahun 2014 hingga jatuhnya harga minyak tahun ini.
Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja Anton Kotyakov mengatakan lebih dari juta orang di Rusia menjadi pengangguran karena dampak dari covid-19. Analis di Boston Consulting Group pun memperkirakan tingkat pengangguran bisa mencapai tiga kali lipat dari jumlah yang ada saat ini.
(sfr/jal/sfr)