Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan pelatihan program kartu prakerja secara tatap muka langsung (
offline). Namun, pelatihan secara daring (
online) seperti yang dijalani peserta saat ini juga tetap dilakukan.
"Kami sedang siapkan alokasinya mana yang
offline dan
online," ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (4/6) malam.
Saat ini, pemerintah telah menyelesaikan gelombang ketiga pendaftaran kartu prakerja. Namun, pembukaan gelombang keempat masih tertunda lantaran terdapat masalah pada pendaftaran gelombang sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Airlangga, sejumlah kementerian telah memiliki program pelatihan keterampilan secara tatap muka. Misalnya, Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Kementerian Perhubungan. Nantinya, peserta bisa memanfaatkan pelatihan keterampilan pada kementerian tersebut.
"Tapi yang
offline akan makan waktu yang lebih panjang dan juga biaya yang tinggi, sehingga tentu membutuhkan persiapan kurasi programnya dan juga standarisasi pelatihannya," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Panji Winanteya mengatakan
Project Management Office (PMO) ingin membenahi administrasi yang belum selesai (
backlog).
"Jadi, ada
backlog dalam pelaksanaannya, ada yang belum selesai di masing-masing tahapan," urainya.
Dari 456.265 peserta program kartu prakerja gelombang pertama dan kedua, kata Panji, baru 360.650 peserta yang melakukan pembelian kelas pelatihan. Sementara sisanya, yakni 95.615 peserta, belum membeli paket pelatihan. Hal ini membuat jumlah peserta yang menyelesaikan kelas pelatihan pertama baru mencapai 219.489 peserta.
[Gambas:Video CNN]Backlog juga terjadi pada sistem pembayaran insentif. PMO mendata baru 132.509 peserta yang memiliki akun e-money atau rekening bank mitra yang telah melakukan
upgrade data pribadi (KYC). Sementara, yang telah diverifikasi oleh bank dan mitra pembayaran lebih sedikit lagi, yakni 55.101 peserta.
Secara total, baru 51.255 peserta yang baru mendapatkan transfer insentif bulan pertama, yaitu sebesar Rp600 ribu per peserta.
"Kami ingin selesaikan
backlog ini dulu. Karena kalau
backlog ini belum terselesaikan tapi sudah ditambah lagi nanti akan tambah beban dan buat lambat proses," tuturnya.
(ulf/sfr)