Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Pertamina (Persero) memastikan penjajakan kerja sama pengembangan
Kilang Balongan dengan
Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) masih terus berjalan.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Talullembang menyatakan masuknya investasi China Petroleum Corporation (CPC) Taiwan di proyek Petrokimia Kilang Balongan tak akan mengganggu negosiasi tersebut.
"ADNOC tetap jadi calon
partner kami," ujar Ignatius dalam video conference yang digelar Pertamina, Jumat (5/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ignatius menjelaskan proyek pengembangan Kilang Balongan akan terdiri dari tiga fase. Fase pertama dan kedua berupa penambahan kapasitas dari 125 ribu menjadi 150 barel per hari.
"Fase satu dan dua itu
upgrading, penambahan kapasitas. Di situ ada produk yang bisa kami proses jadi petrokimia," imbuhnya.
Sementara pada fase ketiga, Pertamina dan Adnoc bakal membangun kilang yang nantinya diintegrasikan dengan petrokimia yang merupakan kerja sama dengan CPC Taiwan.
"Khusus ADNOC masih harus
feasibility study akhir nanti Agustus. Hasilnya akan kami diskusikan dengan ADNOC. Mungkin Agustus nanti bakal ada
next step termasuk nanti menggabungkan ANDOC dan CPC. Ini untuk
refinery crude to chemical, jadi ada di fase tiga Balongan," tutur Ignatius.
Adapun kerja sama Pertamina dengan China Petroleum Corporation (CPC) Taiwan untuk proyek Petrokimia di Balongan telah mencapai tahap penandatanganan
Head of Agreement (HoA).
Proyek dengan nilai investasi mencapai US$6,49 miliar atau setara Rp90 triliun (kurs Rp13.923 per dolar AS) ini merupakan investasi terbesar pada program Investasi BUMN untuk Negeri yang ditandatangani pada kegiatan Indonesian Investment Forum (IIF) di Bali.
"Ini yang nanti yang sore nanti kami tandatangani
HoA-nya dari sisi petrokimia," pungkas Ignatius.
[Gambas:Video CNN] (hrf/agt)