Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai
Batik Air menunda mengoperasikan kembali rute penerbangan Jakarta-Makassar-Timika dan sebaliknya. Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob mengatakan penundaan lantaran jumlah penumpang yang sangat sedikit baik dari Jakarta dan Makassar ke Timika maupun sebaliknya.
Johannes mendapatkan informasi tersebut dari perwakilan Batik Air di Timika.
"Informasi yang kami terima dari Batik Air di Timika, penumpang yang hendak berangkat ke Timika hanya 26 orang, sementara yang hendak berangkat dari Timika hanya 34 orang. Dengan kondisi seperti itu, akhirnya Batik Air memutuskan untuk menunda keberangkatan armada pesawatnya dari Jakarta-Makassar ke Timika," kata Johannes, Rabu (10/6) dikutip dari
Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Johannes mengakui sesungguhnya jumlah penumpang yang akan berangkat dari Jakarta dan Makassar ke Timika maupun sebaliknya cukup banyak. Namun, sebagian besar calon penumpang tersebut memutuskan batal membeli tiket.
Pasalnya, sebagian besar calon penumpang belum mengurus surat keterangan sehat yang dinyatakan melalui hasil pemeriksaan cepat (
rapid test) maupun pemeriksaan usap tenggorokan (
swab test).
"Informasinya sebetulnya yang mau terbang ke Timika cukup banyak, didaftar lebih dari 80-an orang. Tapi karena untuk masuk ke Timika persyaratannya harus bebas covid-19 yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan swab, maka akhirnya sebagian besar calon penumpang itu batal berangkat dari Jakarta dan Makassar. Sementara calon penumpang dari Timika belum sempat mengurus
rapid test," ujarnya.
John menegaskan jajarannya perlu melakukan evaluasi kembali standar operasi prosedur. Salah satunya persyaratan yang harus dipenuhi oleh para calon penumpang yang hendak berangkat menggunakan pesawat terbang baik ke luar Timika maupun yang akan datang ke Timika.
Sesuai kebijakan pemerintah pusat yang diumumkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Munardo, pelaku perjalanan dalam negeri menggunakan armada pesawat terbang harus orang sehat dan bebas dari covid-19 yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan
rapid test (RDT).
"Menyangkut prosedur yang terlalu panjang untuk mengurus keberangkatan penumpang ini perlu dievaluasi kembali. Yang paling utama pemerintah harus melayani masyarakat dengan baik. Jangan ada kesan di saat pandemi seperti ini yang berdampak sangat luas bagi kehidupan masyarakat dimana banyak orang mengalami kesulitan ekonomi, justru aturan-aturan itu semakin memberatkan masyarakat," kata Mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu.
Saat ini, katanya, banyak warga Mimika yang sudah lebih dari dua bulan berada di kota-kota lain dan tidak bisa pulang ke Timika lantaran tidak adanya penerbangan.
Penerbangan mengangkut penumpang ke Bandara Mozes Kilangin Timika maupun ke luar Timika ditutup total sejak 26 Maret.
[Gambas:Video CNN] (antara/age)