Eks Polisi yang Tangkap Tommy Soeharto Jadi Komisaris PTBA

CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2020 07:47 WIB
Pelaksana Harian Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Inspektur Jenderal Carlo Tewu usai rapat koordinasi soal tewasnya 25 anak di lubang bekas tambang Kalimantan Timur. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)
Menteri BUMN menunjuk Carlo Brix Tewu sebagai Komisaris PTBA. Carlo dikenal dengan prestasinya ketika menangkap Tommy Soeharto. (CNN Indonesia/Prima Gumilang).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Carlo Brix Tewu sebagai Komisaris PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA. Carlo sendiri bukan orang baru di lingkungan BUMN.

Ia merupakan Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN. Carlo memiliki latar belakang hukum yang kuat. Ia merupakan lulusan Akademi Polisi (Akpol) pada 1985 dan memiliki pengalaman di bidang reserse.

Selama di kepolisian, ia menorehkan beberapa prestasi gemilang. Salah satu prestasinya, yakni mengungkap kasus pembunuhan Hakim Agung Saifudin Syafiuddin Kartasasmita pada 2001 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bersama dengan Tim Kobra, Carlo beserta perwira lainnya berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto yang terlibat dalam pembunuhan tersebut. Atas prestasinya tersebut, Carlo mendapat hadiah berbentuk kenaikan pangkat luar biasa.

Di Kementerian BUMN sendiri, Erick mempercayakan Carlo untuk menuntaskan sengketa (dispute) antar perusahaan pelat merah dalam kurun waktu 100 hari. Pasalnya, kurang lebih 17 BUMN 'perang' satu sama lain.

Dispute antar perusahaan pelat merah itu telah sampai ke meja hijau di Mahkamah Agung (MA) dan pengadilan. Dari total 17 kasus, ia bilang 8 sengketa berhasil diurai, sisanya 9 kasus masih dalam proses pencarian solusi.

Selain Carlo, Erick juga mengangkat E Piterdono HZ dan Irwandy Arif sebagai komisaris perusahaan. Mereka menggantikan posisi Robert Heri, Taufik Madjid, dan Soenggoel Pardamean Sitorus. Lalu, posisi Heru Setyobudi Suprayoga sebagai Komisaris Independen digantikan oleh Andi Pahril Pawi.

Selain jajaran komisaris, Erick juga merombak jajaran direksi. Posisi Suryo Eko Hadianto sebagai Direktur Operasi dan Produksi digantikan oleh Hadi Surya Palapa. Penunjukan mereka disetujui oleh seluruh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (10/6).

Selain itu, pemegang saham juga menyetujui pembagian dividen sebesar Rp3,65 triliun. Angka itu setara dengan 90 persen dari total laba bersih perusahaan pada 2019 lalu yang sebesar Rp4,1 triliun.

[Gambas:Video CNN]

(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER