Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akan menawarkan surat berharga negara (SBN) ritel, yakni jenis
Obligasi Negara
Ritel (
ORI) seri 017 pada 15 Juni mendatang. ORI017 merupakan lanjutan dari seri sebelumnya.
"Kementerian Keuangan, kami punya SBN reguler dan ritel, untuk SBN ritel sudah seri 16 terakhir, kami akan launching seri ke 017 pada 15 Juni," ujar Staf khusus Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin, melalui
live Instagram, Kamis (11/6).
Sama seperti sebelumnya, minimum pembelian ORI017 sebesar Rp1 juta. Namun, Masyita belum memberikan bocoran imbal hasil (
yield) ORI017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia hanya memastikan
yield ORI017 lebih tinggi dari inflasi. "Kemudian ORI017 ini cukup likuid, bisa dicairkan kapan saja. Jadi, dari sisi investasi, imbal hasil, dan likuiditas ORI017 ini mencakup semuanya," imbuhnya.
Dengan nominal yang kecil, ia berharap masyarakat bisa ikut serta berinvestasi pada ORI017. Pasalnya, selain berinvestasi pada ORI017, masyarakat juga ikut serta membantu pembiayaan keuangan negara terutama saat pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, keuangan negara tengah tertekan akibat pandemi, lantaran penerimaan berkurang sementara pengeluaran membengkak. "APBN kita terpengaruh Covid-19, penerimaan pajak berkurang selain itu banyak penurunan pendapatan karena insentif yang diberikan pemerintah. Sedangkan, di sisi pengeluaran kami harus fokus ke tiga hal tadi (kesehatan, bansos, dan pengusaha) sehingga gap penerimaan dan pengeluaran melebar," paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Perencana Keuangan dari ZAP Finance Prita Ghozie menuturkan investasi pada surat utang negara memenuhi kriteria investasi yang banyak dicari investor, khususnya investor pemula. Meliputi, likuiditas, jangka waktu, dan jauh dari risiko gagal bayar karena ditanggung oleh pemerintah.
"ORI ini bisa dijual sebelum jatuh tempo, sehingga ORI ini bisa jawab kegelisahan itu, karena bisa dijual sebelum jatuh tempo," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]Sebelumnya, Kementerian Keuangan telah merilis seri ORI016 dengan tingkat bunga sebesar 6,8 persen. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui penjualan surat utang itu sepi pembeli karena imbal hasil yang ditawarkan menurun. Imbasnya, penjualan ORI16 tidak mencapai target penjualan.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), penjualan ORI16 hanya mencapai Rp8,21 triliun. Realisasi itu 91,2 persen dari target pemerintah, Rp9 triliun. Sebagai pembanding, penawaran ORI15 yang dirilis sebelumnya menawarkan imbal hasil 8,25 persen.
"Saya tahu masyarakat punya
appetite (selera), mungkin ada ekspektasi return (imbal hasil) yang diharapkan," ungkap Sri Mulyani beberapa waktu lalu.
(ulf/agt)