Corona, Belanja Modal Perusahaan Minyak Global Turun US$64 M

CNN Indonesia
Jumat, 12 Jun 2020 09:58 WIB
Pemandangan tempat penampungan minyak di Tanjung Sekong, Banten, Rabu (23/3). Kementerian ESDM menyatakan kemungkinan turunnya harga premium dan solar jika melihat parameter harga minyak dunia yang terus berada pada kisaran 30 dolar AS per barel dan nilai tukar rupiah yang stabil pada kisaran Rp13.000 per dolar AS. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/ama/16.
Berdasarkan data Rystad Energy, belanja perusahaan minyak global terpangkas US$64 miliar karena pandemi virus corona.(ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).
Jakarta, CNN Indonesia -- Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan pandemi covid-19 bakal membuat belanja modal (Capital Expenditure/Capex) perusahaan minyak global terpangkas.

Berdasarkan data Rystad Energy, capex perusahaan minyak global terpangkas US$64 miliar.

"Penurunannya 22,6 persen dari US$243 miliar menjadi US$179 miliar," ujarnya dalam diskusi yang digelar Asosiasi Perusahaan Pemboran Migas dan Gheotermal Indonesia (APMI), Kamis (11/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Julius, turunnya belanja modal perusahaan-perusahaan migas tersebut bisa dimaklumi lantaran kegiatan jangka pendek dan menengah cukup terdampak pandemi covid-19.

Julis mencontohkan di Indonesia, pandemi menyebabkan turunnya aktivitas operasional, menurunnya outlook lifting, menurunnya keekonomian lapangan migas, menurunnya pemanfaatan migas, hingga potensi mundurnya onstream proyek.

Julius mengungkap SKK migas telah menurunkan  arget lifting minyak tahun ini menjadi 705.000 barel per hari (bph) dari sebelumnya 755.000 bph.

Tak hanya covid-19, hal lain yang turut membuat banyak perusahaan mengoreksi capital expenditure-nya pada 2020 adalah penurunan harga minyak dunia. Hal tersebut berdampak pada kegiatan di hulu migas seperti seismik 2D, seismik 3D, development wells drilling, exploration wells drilling, workover dan well service.

"Produksi gas juga akan turun karena obsteker mengurangi demand dari user dan end user berkurang jadi produksi juga otomatis turun," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(hrf/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER