Bursa saham di Amerika Serikat (AS) rontok karena sentimen negatif kenaikan jumlah kasus virus corona. Kasus positif covid-19 di AS saat ini sudah lebih dari 2 juta orang.
Saham di Negeri Paman Sam anjlok saat penutupan perdagangan, Kamis (11/6), waktu setempat. Ketiga indeks saham utama AS kehilangan lebih dari 5 persen dan ini menjadi yang terburuk sejak 16 Maret saat kebijakan lockdown diterapkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dow Jones turun 1.862 poin atau 6,9 persen lebih rendah dan ditutup di bawah 26 ribu untuk pertama kalinya sejak awal bulan ini. S&P 500 (SPX) turun 5,9 persen ke 3.002,10 dan Nasdaq turun 5,3 persen dengan 9.492,73 saat penutupan.
Dilansir CNN, Jumat (12/6), meningkatnya jumlah kasus virus corona di AS menimbulkan ketakutan di bursa saham Wall Street.
"Kami masih berada pada resesi yang sangat dalam. Kami masih memiliki banyak ketidakpastian tentang virus dan juga stimulus (ekonomi) maupun politik," ujar ketua pasar global JPMorgan Fund David Kelly.
Saham industri penerbangan dan pelayaran juga mengalami nasib serupa. Saham American Airlines (AAL) anjlok lebih dari 10 persen dan Spirit Airlines (SAVE) turun 15 persen.
Begitu pula dengan saham pelayaran Royal Caribbean (RCL) and Carnival (CCL) yang nilai sahamnya turun mencapai dua digit. Sedangkan, saham perusahaan minyak seperti Occidental Petroleum (OXY) melorot 13 persen.
Bursa saham Asia juga merosot tajam. Nikkei di Jepang melorot 2,8 persen, Hang Seng Hong Kong ditutup dengan penurunan 2,3 persen, dan Shanghai Composite menyerah dengan 0,8 persen.
Sementara itu, indeks DAX di bursa saham turun 4,5 persen, CAC 40 di Prancis anjlok 4,7 persen, dan FTSE 100 di London turun 4 persen.