Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi
Emiten Indonesia (AEI) menyebut pandemi
virus corona membawa berkah tersembunyi untuk dunia bisnis. Berkah terjadi akibat beralihnya dominasi rantai pasokan global dari
China ke negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Ketua Umum AEI Franciscus Welirang yakin di tengah penyebaran virus corona, pihaknya dapat mengambil berkah dari tatanan baru rantai pasokan global yang 20 persennya dipegang Negeri Tirai Bambu.
"Pandemi covid-19 ini juga memberikan suasana baru pada rantai pasokan dunia yang tadinya dikuasai 20 persen oleh China kini bergeser ke beberapa negara lain. Karena pandemi, kami berpeluang mengambil
cake (bagian) dari rantai pasokan global itu," ucapnya lewat video conference pada Kamis (11/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Franky, panggilan akrabnya, menilai Indonesia sebagai salah satu negara yang masih mencetak pertumbuhan positif pada kuartal I 2020 merupakan indikator kuat akan kemampuan mengambil alih posisi China di panggung internasional.
Namun, ia mengingatkan pemerintah tak terlena dengan peluang itu. Ia meminta pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi yang selama ini menjadi momok bagi investor asing untuk menanamkan uangnya di pasar modal dalam negeri agar peluang itu bisa diraih.
Di kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan mendatangkan
capital inflow (modal masuk) di tengah pandemi virus corona merupakan tantangan. Terutama, setelah investor asing ramai-ramai angkat kaki dari pasar modal Indonesia.
Untuk itu, Airlangga berpesan kepada AEI untuk memastikan investor asing mampir ke pasar modal dalam negeri pada tatanan normal baru. "Tugas AEI dan BEI untuk memastikan
capital outflow berputar menjadi
inflow," pungkasnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran keluar modal asing pada pekan pertama dan kedua Mei 2020 sekitar Rp5,9 triliun. Besarnya arus modal keluar di pasar saham itu, menurutnya, tak bisa dilepaskan dari kondisi pasar saham global yang masih tak menentu.
[Gambas:Video CNN]"(Pasar) saham memang masih mengalami
outflow. Di minggu kedua, outflow Rp2,72 triliun, Minggu pertama adalah Rp3,19 triliun," tuturnya dalam video conference, Kamis (28/5).
Bank sentral mencatat terdapat arus modal masuk
inflow di pasar SBN sebesar Rp6,15 triliun. Angka tersebut meningkat dibandingkan arus masuk modal asing di pasar SBN pada pekan pertama sebesar Rp2, 97 triliun.
(wel/agt)