Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan
Edhy Prabowo menginginkan produktivitas budi daya kelautan dan
perikanan di lahan yang digarap secara tradisional meningkat.
"Beberapa hari lalu saya baru melakukan kunjungan kerja di Pulau Sulawesi. Di sana, satu keluarga bisa memiliki 4-5 hektare tambak udang, namun hasilnya hanya 1-2 ton saja per tahun. Sedangkan tambak yang dikelola secara modern dengan sistem intensifikasi, per hektarenya bisa menghasilkan 5-6 ton," kata Edhy dalam keterangan yang dikutip dari
Antara, Rabu (17/6).
Ia menilai perikanan budi daya di Indonesia masih belum tergarap optimal, baik dari sisi pengelolaan maupun hasilnya. Khususnya, lahan-lahan budi daya yang dikelola secara tradisional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, ia mendorong pengelolaan tambak secara modern. Dengan demikian, produksi bisa naik meski dikelola di lahan yang tidak terlalu luas. Hal itu akan mendorong keberlanjutan.
Selain itu, menurut dia, sisa lahan dapat dipakai untuk menanam mangrove dan pohon vegetasi pantai sehingga kondisi alam tetap terjaga.
Sejalan dengan itu, lanjutnya, masyarakat dapat menggunakan pula area mangrove untuk berbudi daya udang lokal dan kepiting sehingga aspek ekonomi tetap didapat.
Sebelumnya, KKP optimistis ekspor berbagai komoditas sektor kelautan dan perikanan bakal bangkit kembali pada masa normal baru yang ditandai dengan menggeliatnya kembali perekonomian nasional.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto meyakini ekspor hasil produksi budi daya akan kembali bangkit memasuki era normal baru yang terindikasi dari tren permintaan pasar yang sudah mulai naik dan terbuka.
[Gambas:Video CNN]
"
Market (pasar) mulai ada titik terang mulai ke buka. Mudah-mudahan di era new normal ini sumbatan rantai pasok bisa lancar, dengan demikian proses produksi di hulu akan kembali bergeliat," ucapnya.
Ia juga memastikan permintaan untuk pasar ekspor komoditas kelautan dan perikanan akan naik. Bahkan, bisa jadi akan lebih tinggi dibanding sebelumnya.
"Era
new normal saya prediksi akan memberikan daya ungkit bagi permintaan ekspor. Tentu, saat ini konsumen global sangat membutuhkan pangan termasuk ikan setelah sebelumnya suplai terganggu akibat penerapan
lockdown di berbagai negara," jelasnya.
(sfr/bir)