Kepala BKF: Ekonomi Terancam Gerak ke Skenario Sangat Berat

CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2020 13:45 WIB
Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (7/5/2020). Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 2,3 persen pada tahun ini akibat pandemi virus Corona atau COVID-19.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz
BKF mengatakan pertumbuhan ekonomi terancam bergerak dari skenario berat menuju skenario sangat berat yang disusun oleh pemerintah pada 2020. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan mengatakan pertumbuhan ekonomi terancam bergerak dari skenario berat menuju skenario sangat berat pada 2020. Kondisi ini tak lepas dari dampak covid-19 kepada seluruh aspek, termasuk perekonomian.

Kepala BKF Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menjelaskan pemerintah mengajukan dua skenario pertumbuhan ekonomi 2020 di tengah pandemi. Pertama, skenario berat pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 2,3 persen. Kedua, skenario sangat berat ekonomi kontraksi minus 0,4 persen sepanjang tahun.

Namun, berkaca dari kinerja ekonomi kuartal I 2020, ia memprediksi laju ekonomi masih akan tertekan sepanjang tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 hanya 2,97 persen, ini sudah menunjukkan koreksi aktivitas ekonomi yang cukup tajam. Hal ini mengindikasikan tekanan lebih berat akan dialami sepanjang 2020, artinya kita belum selesai. Pertumbuhan ekonomi terancam bergerak dari skenario berat yang tadi 2,3 persen menuju skenario sangat berat minus 0,4 persen," paparnya, Rabu (17/6).

Oleh sebab itu, lanjutnya, dibutuhkan upaya luar biasa (extraordinary) dari pemerintah untuk mengantisipasi kondisi tersebut. Pemerintah, kata dia, telah melakukan realokasi dan refocusing anggaran pada tiga hal, yaitu kesehatan, jaringan pengaman sosial, dan bantuan untuk dunia usaha guna menahan kejatuhan ekonomi.

"Untuk itu langkah kebijakan penanganan covid-19 dan dampak sosial ekonomi harus diperkuat dan dilaksanakan efektif agar pemburukan lebih lanjut bisa diminimalkan," ucapnya.

Pemerintah tercatat mengalokasikan anggaran penanganan covid-19 sebesar Rp695,2 triliun. Angka itu naik dari usulan semula Rp405,1 triliun pada Maret. Angkanya, masih akan terus bergerak berdasarkan kebutuhan di lapangan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua ini minus 3,1 persen. Pertumbuhan negatif dikarenakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan di banyak daerah yang memberi kontribusi besar terhadap ekonomi nasional.

Namun, ia memperkirakan ekonomi mulai perlahan pada kuartal III dan IV 2020, atau Juli mendatang. Harapannya, pada kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi bisa kembali positif mendekati nol persen sehingga Indonesia bisa terhindar dari resesi ekonomi.

"Meskipun pada kuartal I positif, namun kuartal kedua kami perkirakan akan terjadi kontraksi karena PSBB. Kami perkirakan negatif, minus 3,1 persen," kata Ani, panggilan akrabnya.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER