HSBC PHK 35 Ribu Karyawan

CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2020 11:00 WIB
A sign of HSBC (The Hongkong and Shanghai Banking Corporation) is seen on a building in Mexico City on December 3, 2018. (Photo by Omar TORRES / AFP)
HSBC sempat menunda rencana PHK pada Februari lalu. Namun, manajemen mengaku terdesak mem-PHK 35 ribu karyawan karena tekanan bisnis di tengah corona. (AFP/Omar Torres).
Jakarta, CNN Indonesia --

HSBC melanjutkan rencana pemangkasan jumlah karyawan di tengah pandemi virus corona. Dalam sebuah surat kepada staf, CEO HSBC Noel Quinn mengatakan akan memutuskan hubungan kerja (PHK) dengan 35 ribu karyawan dari rencana 200 ribu selama tiga tahun ke depan.

Menurut Quinn, kinerja bisnis bank yang bermarkas di London tersebut sempat membaik pada awal tahun setelah melambat beberapa tahun sebelumnya. Namun, pandemi virus corona menghantam perbaikan yang dilakukan, sehingga langkah PHK menjadi lebih mendesak.

"Laba kami turun pada kuartal pertama dan hampir semua proyeksi ekonomi menunjukkan masa-masa sulit di masa depan. Langkah dan perubahan yang kami umumkan pada Februari lalu, tidak lebih penting dari hari ini. Kami tidak dapat menghentikan jumlah karyawan yang akan kehilangan pekerjaan," ujarnya, dilansir CNN.com, Kamis (18/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekadar mengingatkan, pada pengumuman Februari lalu, bank kelas kakap yang sebagian besar bisnisnya terkonsentrasi di Asia Pasifik itu memutuskan menunda rencana PHK. Alasannya, demi melayani pelanggan di tengah pandemi corona.

Namun sekarang, manajemen dipaksa melihat masa depan dan bergerak maju dengan program transformasi dan restrukturisasi organisasi, termasuk upaya memangkas biaya operasional.

"Ketika membuat keputusan tentang redudansi, kami serius mempertimbangkan kondisi setempat. Karenanya, kami berencana mempekerjakan kembali kolega di mana kami bisa," imbuh dia.

Diketahui, laba HSBC anjlok 48 persen dibandingkan kuartal I 2019 lalu menjadi US$3,2 miliar pada periode yang sama tahun ini.

Bisnis HSBC juga di bawah tekanan setelah jajaran eksekutif perusahaan secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap sikap Hong Kong yang menolak UU Keamanan Nasional. Hal itu dikecam oleh pejabat pemerintah AS dan Inggris.

[Gambas:Video CNN]



(bir/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER