Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyebut baru sekitar 1.200 dari 3.000 materi pelatihan yang diakses peserta.
Sebagian besar program pelatihan tak laku atau kurang diminati peserta gelombang 1 sampai 3 yang kini jumlahnya mencapai 680.918 peserta.
"Kami sudah melihat, ada 3.000 pelatihan yang tersedia, yang laku itu 1.200 kalau tidak salah," ujarnya dalam diskusi online di Jakarta, Kamis (18/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Denni menjelaskan, Manajemen Pelaksana (PMO) membebaskan peserta untuk memilih jenis pelatihan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya masing-masing. Namun, kata dia, pelatihan Bahasa Inggris masih menempati posisi terpopuler.
"Saya senang yang pelatihan Bahasa Inggris itu paling populer, bukan justru pelatihan make up artist dan sebagainya," ujar Deni.
Di luar itu, ia juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program Prakerja dengan mendaftarkan kontennya untuk bisa diakses oleh peserta. "Bisa dibuat gratis, bisa juga dibuat berbayar. Tapi sekali lagi, tidak ada jaminan program itu akan dipilih oleh peserta, memang," tuturnya.
Ia melanjutkan, peserta juga bisa memilih paket pelatihan jika salah satu modul pelatihan yang dipilih terlalu mahal. Untuk paket pelatihan yang dihargai Rp1 juta, misalnya, biasanya akan berisi enam jenis pelatihan.
Ke depannya, manajemen pelaksana juga tengah menyiapkan pelatihan offline untuk memenuhi kebutuhan para peserta jelang kondisi kenormalan baru atau new normal. Kendati demikian, pelatihan secara online atau daring saat ini juga tetap akan dilakukan.
"Dari hasil survei kami 40-47 persen itu mengatakan pelatihan akan efektif jika tatap muka. Kami akan melihat pelatihan seperti apa yang bisa dikerjakan dengan tatap muka untuk kemudian jadi bagian dari perbaikan program," pungkas Denni.