Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas memperkirakan jumlah pengangguran akan mencapai 10,7 juta sampai 12,7 juta orang pada 2021. Proyeksi jumlah pengangguran itu membuat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) akan mencapai kisaran 7,7 persen sampai 9,1 persen pada tahun depan.
Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan asumsi ini berasal dari perkiraan pertambahan jumlah pengangguran sekitar 4 juta sampai 5,5 juta orang pada tahun ini. Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran sekitar 6,88 juta pada Februari 2020.
Jumlah itu setara dengan TPT sebesar 4,99 persen. Artinya, jumlah pengangguran pada tahun ini kemungkinan akan mencapai 10,88 juta sampai 12,38 juta pada tahun ini di tengah pandemi virus corona atau covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Covid-19 berdampak pada peningkatan jumlah penganggur akibat penambahan lapangan kerja yang sangat terbatas dan cenderung menyusut," ungkap Suharso dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (22/6).
Suharso mencatat lapangan usaha yang kehilangan banyak pekerja di era pandemi corona adalah perdagangan, manufaktur, konstruksi, jasa perusahaan, akomodasi, serta makanan dan minuman. "Dampak lainnya adalah penurunan upah dan jam kerja pada pekerja yang tidak ter-PHK," imbuhnya.
Atas kondisi ini, sambungnya, jumlah pengangguran diperkirakan akan bengkak menjadi 10,7 juta sampai 12,7 juta atau 7,7 persen sampai 9,1 persen pada 2021. Di sisi lain, Suharso mengatakan pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengatasi tingginya potensi peningkatan jumlah pengangguran.
Utamanya dilakukan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), sehingga dunia usaha bisa kembali beraktivitas dan mempekerjakan pekerja mereka lagi. Begitu pula dengan peningkatan kualitas pekerja usia produktif melalui reformasi di bidang sumber daya manusia (SDM).
"Maka kami berharap ini bisa ditekan sampai angka mendekati titik rendah sampai sebelum pandemi corona berlangsung," pungkasnya.