Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengaku telah bertemu dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Pertemuan keduanya membahas tentang potensi mineral jarang (rare earth) di Indonesia.
Informasi tersebut disampaikan Luhut dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, Senin (22/6).
"Saya mohon bapak ibu di DPR yang terhormat, tolong kita sama jaga ini. Kita dari tin (timah), kemarin saya juga bicara dengan Menhan (Prabowo Subianto), tin itu kita juga bisa ekstrak dari situ (tin) rare earth," katanya, Senin (22/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Erick Thohir Copot Bos Pelindo I |
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi untuk memproduksi rare earth. Ini merupakan peluang besar lantaran mineral tersebut merupakan bahan baku penting pembuatan senjata di seluruh dunia.
"Sekarang saya bilang kenapa harga rare earth mesti ditentukan di Singapura, kenapa tidak di Indonesia?," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengaku tengah mengidentifikasi komoditas ekspor yang berpotensi untuk dibatasi maupun dilarang. Ia menyebut salah satu komoditas ekspor itu adalah logam tanah jarang atau rare earth.
"Sedang dalam proses, yang sudah nikel. Nanti ada beberapa produk misalnya rare earth atau logam tanah jarang," ucapnya.
Ia mengungkapkan pembatasan hingga pelarangan ekspor ekspor komoditas tersebut bertujuan untuk meningkatkan hilirisasi komoditas dalam negeri. Dengan demikian, komoditas tersebut memiliki nilai tambah. Selain itu, hilirisasi dapat meningkatkan penciptaan lapangan kerja.
Sebelumnya, pemerintah telah melarang ekspor komoditas bijih mentah (ore) nikel mulai 1 Januari 2020. Kebijakan ini dipercepat dari sebelumnya pada 2022 melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2018 Tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batu Bara.