Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memutuskan pengambilan dana dari lelang penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara sebesar Rp9,5 triliun pada Selasa (23/6). Jumlah itu hanya sekitar 24,45 persen dari total penawaran yang masuk mencapai Rp38,84 triliun.
"Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, Menteri Keuangan menetapkan hasil lelang tersebut," tulis keterangan kementerian di situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, dikutip Rabu (24/6).
Berdasarkan data DJPPR Kemenkeu, dana terkumpul dari penerbitan enam seri sukuk. Terdiri dari seri SPNS24122020 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS026 (reopening), PBS023 (reopening), PBS022 (reopening), dan PBS005 (reopening).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penawaran surat utang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI). Secara rinci, tidak ada utang yang dimenangkan dari seri SPNS24122020, meski mendapat penawaran sekitar Rp4,95 triliun dengan imbal hasil (yield) tertinggi mencapai 4,75 persen dan terendah 3,9 persen.
Sementara jumlah utang yang dimenangkan dari seri PBS002 mencapai Rp4,2 triliun dari penawaran mencapai Rp17,3 triliun. Yield yang dimenangkan sebesar 5,45 persen dari penawaran di rentang 5,59 persen sampai 6,18 persen.
Lalu, seri PBS026 berhasil mendatangkan penawaran sebesar Rp8,46 triliun dengan yield berkisar 6,37 persen sampai 6,71 persen. Namun, jumlah yang dimenangkan hanya Rp2,35 triliun dengan yield 6,62 persen.
Kemudian, jumlah utang yang dimenangkan dari seri PBS023 mencapai Rp1,4 triliun dari penawaran mencapai Rp3,29 triliun. Yield yang dimenangkan sebesar 8,12 persen dari penawaran di rentang 7,34 persen sampai 8,12 persen.
Selanjutnya, seri PBS022 berhasil mendatangkan penawaran sebesar Rp1,49 triliun dengan yield berkisar 7,87 persen sampai 8,62 persen. Namun, jumlah yang dimenangkan hanya Rp400 miliar dengan yield 8,62 persen.
Terakhir, pemerintah meraup dana Rp1,15 triliun dengan yield 6,75 persen dari seri PBS005. Penawaran yang masuk mencapai Rp3,34 triliun dengan yield 8,03 persen sampai 8,34 persen.
Sebagai informasi, pemerintah tengah gencar menerbitkan surat utang untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan penanganan dampak pandemi virus corona atau covid-19 di Indonesia. Selain itu, juga untuk pendanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).