Pangkas Biaya Operasional, Qantas PHK 6.000 Pegawai

CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2020 11:43 WIB
A Qantas Boeing 737-800 takes off from Sydney's Kingsford Smith airport in Sydney on November 1, 2019. (Photo by PETER PARKS / AFP)
Maskapai Qantas memangkas 6.000 ribu pegawai dan mengandangkan 100 pesawat untuk menghemat biaya operasional di tengah pandemi. Ilustrasi. (AFP Photo/Peter Parks).
Jakarta, CNN Indonesia --

Maskapai terbesar Australia Qantas melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 6.000 pegawai dan mengandangkan 100 pesawat hingga setahun untuk menghemat biaya operasional US$10 miliar. Langkah itu diambil untuk menyelamatkan bisnis dari pandemi virus corona yang membuat industri penerbangan babak belur.

Dilansir dari AFP, Kamis (25/6), CEO Alan Joyce mengungkapkan dalam upaya penyelamatan maskapai, perusahaan telah menyusun rencana untuk tiga tahun ke depan. Selain melakukan PHK, perusahaan juga merumahkan selama berbulan-bulan lebih dari sebagian karyawannya yang tersisa.

"Tahun ini seharusnya menjadi salah satu tahun perayaan bagi Qantas. Ini ulang tahun seabad kami. Jelas, yang terjadi tidak sesuai rencana," ujar Joyce.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemangkasan pegawai dilakukan pada maskapai Qantas dan lini penerbangan berbiaya murah, Jetstar. Di saat yang sama, perusahaan berharap dapat memanggil kembali separuh dari 15 ribu pekerja yang dirumahkan sejak Maret lalu pada akhir tahun.

Ia memahami rencana pemulihan perusahaan akan berdampak besar pada ribuan orang pegawai. Namun, ia mengaku tidak punya banyak pilihan mengingat pendapatan perusahaan anjlok karena pandemi.

Wabah virus corona membuat perusahaan membatalkan hampir seluruh rute penerbangan internasional, setidaknya hingga Oktober. Rute penerbangan domestik juga dipangkas.

Penerbangan domestik memang mulai bangkit seiring pelonggaran pembatasan antarwilayah. Namun, Australia diperkirakan akan tetap membatasi akses pendatang dari luar negeri hingga tahun depan.

"Kami harus memposisikan di mana pendapatan perusahaan akan berkurang jauh selama beberapa tahun ke depan. Itu artinya, kami menjadi maskapai dengan skala yang lebih kecil dalam jangka pendek," jelas Joyce.

Selain melakukan penghematan operasional, perusahaan juga berencana menambah permodalan hingga 1,9 miliar dolar Australia.

Perusahaan juga akan memperpanjang kontrak Joyce, CEO dengan bayaran termahal di Australia, hingga seluruh rencana perusahaan dieksekusi.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut pemangkasan jumlah pegawai Qantas sebagai sesuatu yang menyedihkan. Pemerintah Australia sendiri sudah menggelontorkan miliaran dolar untuk memitigasi dampak pandemi terhadap perekonomian.

[Gambas:Video CNN]

"Hari-hari yang berat, Australia. Hari-hari yang sangat berat," kata Morrison.

Dewan Serikat Pekerja Australia (ACTU) mengecam kebijakan Qantas dan meminta Morrison memperpanjang program subsidi gaji untuk mencegah PHK karyawan (JobKeeper Program).

"Jika program itu cukup untuk mengamankan pekerjaan Alan Joyce, mengapa tidak cukup baik untuk membatalkan keputusan (PHK) itu, duduk dengan serikat pekerja, yakinkan pemerintah federal memperpanjang program JobKeeper dan selamatkan lapangan kerja," ujar Ketua ACTU Michele O'Neil.

(sfr/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER