PLN Siapkan Aplikasi Solusi Lonjakan Tagihan Listrik

CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2020 16:36 WIB
Warga memasukkan pulsa token listrik di tempat tinggalnya, di Jakarta, Selasa (1/4/2020). Dampak penyebaran pandemi virus COVID-19, Pemerintah mmenggratiskan pembayaran listrik bagi 24 juta masyarakat miskin, untuk pelanggan berdaya listrik 450 VA gratis biaya listrik selama 3 bulan (April-Juni 2020) sedangkan bagi pelanggan dengan daya 900 VA bersubsidi akan diberikan diskon 50 persen. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.
Dirut PLN Zulkifli Zaini sedang menyiapkan aplikasi untuk meminimalisir keluhan pelanggan soal lonjakan tagihan listrik saat pandemi virus corona(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Zulkifli Zaini mengaku sedang menyiapkan aplikasi untuk meminimalisir keluhan pelanggan soal lonjakan tagihan listrik saat pandemi virus corona. Aplikasi itu bernama 'New PLN Mobile'.

"Solusi (lonjakan tagihan listrik) dengan digitalisasi kWh meter. Kami juga membangun New PLN Mobile sebagai one stop services dari digital platform ini," ucap Zulkifli, Kammis (25/6).

Ia menjelaskan pelanggan bisa mengirimkan foto meteran listrik di rumah ke PLN. Setelah itu, PLN akan menghitung tagihan listrik rumah tangga secara transparan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keluhan (soal lonjakan tagihan listrik) kami tangani juga dengan aplikasi ini besok," ujar Zulkifli.

Baru-baru ini sejumlah warga mengeluhkan kenaikan tagihan listrik pada Juni 2020. Beberapa keluhan dituliskan lewat Twitter. Seorang warganet @egimarissa mengatakan tagihan PLN miliknya membengkak. Padahal, ia telah melapor meteran listrik secara mandiri.

"PLN lagi becanda kamu ya?? Kenapa tagihan listrikku membengkak, padahal udah lapor meteran mandiri," tulisnya.

Keluhan serupa juga dilontarkan pemilik akun @priskillaindir1. Ia mengklaim sudah mengurangi konsumsi listrik di rumahnya.

Zulkifli menegaskan pihaknya tidak menaikkan tarif listrik. Saat ini, tarif yang dikenakan masih sama seperti tarif yang ditentukan pemerintah sejak Januari 2017.

Ia menjelaskan pada Maret dan April petugas PLN tidak mendatangi rumah masyarakat untuk mencatat meteran listrik demi menghindari penyebaran virus corona. Maka, penagihan untuk kedua bulan tersebut menggunakan rata-rata pemakaian listrik 3 bulan sebelumnya, yaitu Desember, Januari, dan Februari.

Hal tersebut menyebabkan tagihan yang dibayarkan untuk Maret tidak mencerminkan penggunaan listrik sebenarnya dan tagihan kurang bayar pun ditagihkan ke bulan berikutnya sehingga pembayaran membengkak dalam satu bulan.

Manajemen menyatakan kenaikan tagihan listrik rumah tangga sejalan dengan peningkatan penggunaan listrik di rumah. Hal ini karena mayoritas masyarakat melakukan kegiatan di rumah saat masa pandemi virus corona, mulai dari bekerja hingga sekolah.

"Tarif listrik tidak berubah dan tidak pernah naik dari Januari 2017. Jadi, dari sisi tarif itu tidak ada perubahan. Kalau ada kenaikan dari sisi tagihan itu asalnya dari penggunaan," jelas Zulkifli.

[Gambas:Video CNN]



(aud/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER