Survei: Keluarga Sangat Miskin DKI Jakarta Naik saat Pandemi

CNN Indonesia
Jumat, 26 Jun 2020 18:25 WIB
Kampung Ampiun Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. merupakan pemukiman kumuh padat penduduk yang terletak di tengah-tengah kota.Jakarta. Kamis 31 Januari 2019. CNN Indonesia/Andry Novelino
Jumlah keluarga sangat miskin bertambah karena keluarga miskin cenderung tidak memiliki aset dan tabungan di tengah pandemi. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Hasil survei Koalisi Pemantau Bansos Jakarta mengungkapkan terjadi peningkatan jumlah Kepala Keluarga (KK) di DKI Jakarta yang masuk kategori Keluarga Sangat Miskin (KSM). Peningkatan tersebut terjadi di tengah pandemi virus corona (covid-19).

"Jadi berdasarkan pendataan kami, kami menemukan peningkatan kondisi kemiskinan yang cukup ekstrem," ucap Dika Moehammad, Sekjen Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) sebagai salah satu penggagas Koalisi Pemantau Bansos Jakarta, Jumat (26/6).

Survei ini, dilakukan kepada 3.958 responden yang tersebar hampir di 6 kota, 94 kelurahan di DKI Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari jumlah responden tersebut, ia menuturkan jumlah Keluarga Sangat Miskin naik dari sebelum covid-19 sebanyak 2.310 KK, menjadi 3.194 KK usai covid-19. Sementara itu, untuk kategori Garis Kemiskinan (GK) lainnya menurun. Menurutnya, penurunan garis kemiskinan lainnya terjadi lantaran bergeser ke kategori Keluarga Sangat Miskin.

"Warga yang bergeser ke kategori sangat miskin, selain faktor tidak bisa cari uang atau pendapatan menurun juga disebabkan sebagian besar mereka tidak punya aset atau tabungan," ujarnya.

Secara rinci, keluarga miskin turun dari 244 KK menjadi 133 KK dan keluarga hampir miskin turun dari 443 KK menjadi 231 KK.

Kemudian, keluarga rentan miskin turun dari 520 KK menjadi 225 KK serta keluarga tidak miskin turun dari 429 KK menjadi 159 KK.

Ia mengatakan angka tersebut berdasarkan standar garis kemiskinan DKI Jakarta. Dengan standar itu, maka kelompok keluarga sangat miskin adalah keluarga dengan pengeluaran per kapita sebesar Rp530 ribu per bulan.

Kemudian, keluarga miskin sebesar Rp663 ribu per bulan, keluarga hampir miskin Rp796 ribu per bulan, keluarga rentan miskin Rp1,06 juta per bulan, dan tidak miskin Rp1,2 juta per bulan.

Kondisi serupa juga ditemukan saat survei menggunakan standar garis kemiskinan nasional. Jika menggunakan standar garis kemiskinan nasional, maka keluarga sangat miskin naik dari 1.437 KK menjadi 2.491 KK.

Namun, kelompok garis kemiskinan lainnya tercatat turun. Detailnya, keluarga miskin turun dari 342 KK menjadi 268 KK dan keluarga hampir miskin turun dari 531 KK menjadi 435 KK.

[Gambas:Video CNN]

Kemudian, keluarga rentan miskin turun dari 436 KK menjadi 258 KK serta keluarga tidak miskin turun dari 1.200 KK menjadi 495 KK.

"Jadi berdasarkan garis kemiskinan nasional maupun garis kemiskinan DKI Jakarta, kami temukan pergeseran peningkatan jumlah keluarga sangat miskin yang cukup signifikan," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memprediksi tambahan penduduk miskin akibat pandemi. Dalam skenario berat, penduduk miskin naik 1,1 juta orang dan dalam skenario lebih berat tambahan penduduk miskin mencapai 3,78 juta orang.

(ulf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER