Airlangga Ungkap 5 Sektor 'Tahan Banting' Saat Pandemi Corona

CNN Indonesia
Jumat, 26 Jun 2020 18:44 WIB
Sejumlah pekerja mitra produksi sigaret (MPS) PT HM Sampoerna melinting rokok dengan peralatan tradisional di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (29/10). Rencana pemerintah yang akan menaikkan cukai sebesar 23 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016 memicu reaksi penolakan dari produsen rokok dan juga para pekerja. ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo/kye/15.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut kinerja kelima sektor tersebut tidak terpengaruh pandemi covid-19, malah mencetak pertumbuhan.
Ilustrasi. (Antara Foto/Aguk Sudarmojo).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkap lima sektor yang 'tahan banting' selama pandemi virus corona yaitu industri rokok dan tembakau, industri makanan pokok, industri batubara, industri farmasi dan alat kesehatan, dan industri minyak nabati khususnya minyak sawit.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut kinerja kelima sektor tersebut tidak terpengaruh pandemi covid-19, malah mencetak pertumbuhan.


"Ada juga sektor yang tidak terlalu terdampak secara dalam yaitu sektor rokok dan tembakau dan dilihat dari pendapatan cukai rokok masih baik," ucap Airlangga pada Jumat (26/6).


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data per 17 Juni 2020 menunjukkan industri rokok dan tembakau mencatat perbaikan pertumbuhan dari minus 5 persen menjadi minus 1 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Sementara, industri makanan pokok tumbuh dari 7 persen menjadi 13 persen. 

Selanjutnya, komoditas batubara tercatat tumbuh 25 persen dari 11 persen pada Juni 2019 menjadi 36 persen pada Juni 2020. "Sektor farmasi dan alat kesehatan seperti diketahui kebutuhan tinggi baik domestik atau global, naik 13 persen," lanjutnya.


Sementara untuk industri minyak nabati yang didominasi minyak sawit berhasil tumbuh 25 persen pada Juni 2020 dari pencapaian 2019 yaitu minus 12 persen. Airlangga menyebut lonjakan disebabkan oleh kebijakan lockdown di Malaysia serta pembukaan izin impor di India.

Dalam kesempatan sama, Airlangga juga mengungkap sektor-sektor yang mengalami pukulan terberat seperti sektor otomotif dan alat transportasi yang anjlok 43 persen dan jasa keuangan yang turun sebesar 36 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Airlangga menyebut antara Mei dan Juni 2020 pihaknya menemukan tren lonjakan di berbagai industri. Dia memprediksi kenaikan seluruh sektor akan berlanjut dalam tatanan normal baru (new normal). 

[Gambas:Video CNN]



(wel/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER