Rupiah Jatuh ke Rp14.225 Tertekan Gelombang Kedua Corona

CNN Indonesia
Senin, 29 Jun 2020 09:34 WIB
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 195 poin atau 1,33 persen ke level Rp14.415 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,039 poin atau 0,04 persen ke level 97,869 pada pukul 14.53 WIB.
Rupiah berada di posisi Rp14.225 per dolar AS pada perdagangan Senin (29/6) pagi. Rupiah melemah 0,04 persen dibanding akhir pekan lalu. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah bertengger di posisi Rp14.225 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (29/6) pagi. Posisi tersebut melemah 0,04 persen dibandingkan perdagangan Jumat (26/6) sore di level Rp14.220 per dolar AS.

Pergerakan rupiah berbanding terbalik dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia yang terpantau menguat terhadap dolar AS.

Won Korea Selatan menguat 0,11 persen, peso Filipina menguat 0,23 persen, rupee India menguat 0,03 persen, yuan China menguat 0,01 persen, dan baht Thailand menguat 0,13 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaliknya, pelemahan terjadi pada mata uang yen Jepang melemah 0,03 persen, dolar Hong Kong melemah 0,03 persen, dolar Taiwan melemah 0,04 persen, dan  ringgit Malaysia melemah 0,06 persen

Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif. poundsterling Inggris melemah 0,8 persen, dolar Australia melemah 0,13 persen, dolar Kanada menguat 0,20 persen, dan franc Swiss menguat 0,01 persen
 
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan rupiah mengalami pelemahan dan bergerak pada rentang Rp14.100-14.300 per dolar AS.

Pelemahan rupiah dipengaruhi oleh masih tingginya kasus positif covid-19 di Indonesia dan menyebabkan investor beralih ke aset yang lebih aman.

"Pagi ini kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah virus covid-19 yang terus meningkat dan second wave memberikan sentimen negatif ke aset berisiko," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Hal tersebut terlihat setidaknya dari peningkatan permintaan dolar AS serta menurunnya imbal hasil obligasi AA bertenor 10 tahun.

"Permintaan terhadap aset dolar AS sebagai aset aman terindikasi meningkat dengan penurunan tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang sekarang di level 0,63 persen," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER