PT Ligt Rail Transit (LRT) Jakarta mencatat penurunan tingkat keterisian (okupansi) cukup drastis akibat pandemi Covid-19. Direktur LRT Jakarta Wijanarko mencatat pada 1 Juni 2020 lalu, perusahaannya hanya melayani 102 orang penumpang dalam sehari.
Sementara sepanjang bulan ini, okupansi tertinggi LRT Jakarta tercatat sebanyak 900 penumpang per hari.
"Report penumpang di masa relaksasi tertinggi 900 penumpang. Jadi, kondisi pada saat kita buka komersial kira-kira 4.500 jadi 22-25 persen kembali menuju ke normalnya inline dengan kondisi masyarakat di sekitarnya," ujarnya di Depo LRT Jakarta, Kelapa Gading, Senin (29/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Direktur Operasi dan Perawatan LRT Jakarta Indarto Wibisono menyatakan kereta yang dioperasikan perusahaannya sangat bergantung pada kondisi perkantoran dan pusat perbelanjaan di sekitarnya.
Karena itu, ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan di DKI Jakarta dan sebagian besar perkantoran tutup dan mal tutup, imbas yang dirasakan LRT Jakarta cukup besar.
"Sebagian penumpang kami adalah tenant Mall Kelapa Gading sehingga ini cukup memberikan pertumbuhan. Yang kami prihatinkan, akhir minggu kemarin menurun. Padahal, sebelum wabah biasanya akhir minggu itu naik," ucapnya.
Di sisi lain turunnya jumlah penumpang LRT juga disebabkan oleh pembatasan jadwal operasional selama PSBB yakni hanya sampai pukul 21.00 WIB. Sementara operasional kembali normal hingga pukul 23.00 baru berlaku mulai 8 Juni lalu.
"Kami tidak bisa berdiri sendiri sebagai sistem transportasi, kanan-kirinya di sini kami melihat saat operasi Juni 8 itu mall di Kelapa Gading belum buka baru dibuka tanggal 15," tuturnya.
Sebagai transportasi publik yang dapat dukungan dana Public Service Obligation (PSO) atau subsidi dari Pemprov DKI, LRT Jakarta sendiri menargetkan dapat mengangkut penumpang sebanyak 7 ribu orang dalam sehari.
Namun, karena pandemi covid-19, Indarto menuturkan rata-rata okupansi penumpang juga akan turun drastis di tahun ini.
Peningkatan kapasitas penumpang sendiri diproyeksikan baru akan pulih pada November dan Desember 2020 dengan rata-rata penumpang per bulannya masing-masing 8.697 orang per hari dan 11.306 orang per hari.
"Terkait kapasitas kami tidak ada masalah. Kami didukung 8 train set sementara penumpang kami kalau 7000 itu cukup 4 train set saja," pungkasnya.