Pemerintah Alokasikan Rp318 Triliun untuk Serap Produk UMKM

CNN Indonesia
Senin, 29 Jun 2020 18:36 WIB
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM), Teten Masduki saat menjadi narsum di Kongres Partai Nasdem.  Jakarta.  Minggu, 10 November 2019. CNN Indonesia/Andry Novelino
Menkop UKM Teten Masduki menyebut Rp318 triliun dari total Rp753 triliun belanja kementerian/lembaga untuk menyerap produk UMKM. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah menganggarkan setidaknya Rp318 triliun untuk menyerap produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) selama pandemi virus corona.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut alokasi itu berasal dari anggaran belanja kementerian dan lembaga (K/L) yang akan digelontorkan tahun ini untuk membantu pelaku UKM dari sisi permintaan di masa pandemi covid-19.

"Kami efektifkan selain konsumsi dan belanja masyarakat juga belanja kementerian/lembaga. Tahun ini ada Rp318 triliun dari Rp753 triliunan belanja pemerintah dan K/L untuk produk UMKM," jelasnya lewat video conference pada Senin (29/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teten juga mengungkap Kemenkop UKM bersama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) tengah menyiapkan laman atau e-katalog untuk memudahkan penjualan produk UMKM.

Katanya, saat ini, K/L terkait tengah melakukan pelatihan implementasi kebijakan sebelum program diluncurkan. Namun, ia tak merinci kapan program tersebut akan dapat dinikmati masyarakat.

Selain itu, ia juga menyoroti rendahnya angka ekspor produk UKM yang saat ini cuma sebesar 14 persen dari total ekspor. Oleh karena itu, pemerintah lanjutnya, akan terus memberikan pendampingan kepada pelaku UKM yang memiliki potensi ekspor. Targetnya, ekspor produk UKM dapat naik dua kali lipat atau sebesar 28 persen.

[Gambas:Video CNN]

Hal lainnya yang disorotnya yaitu lemahnya integrasi program UKM dengan usaha besar yang mampu memasarkan produk pelaku usaha mikro. Hingga saat ini, tak sampai 5 persen dari total pelaku UKM yang memiliki kerjasama dengan perusahaan besar dalam pemasaran produk.

"Pak Presiden meminta ekspor kita dua kali lipat dari sekarang, sekarang baru 14 persen. Dibandingkan negara tetangga kita masih kecil. Linkage (sinergi) dengan usaha besar masih rendah, UMKM yang terhubung dengan industri besar, datanya kurang dari 5 persen," pungkasnya.

(wel/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER