Amazon memberikan bonus sebesar US$500 juta atau sekitar Rp7,12 triliun (kurs Rp14.245 per dolar AS) kepada garda terdepan bisnis e-commerce yang berbasis Seattle. Garda terdepan yang dimaksudkan perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) tersebut adalah sopir dan kurir, mitra layanan pengiriman.
Mengutip CNN.com, Selasa (30/6), bonus itu merupakan ungkapan terima kasih kepada mitra layanan Amazon karena tetap beroperasi di tengah pandemi virus corona (covid-19).
Padahal, perusahaan besutan Jeff Bezos itu baru saja memangkas upah pekerja dan uang lembur pada Mei lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim operasi garis depan kami telah melakukan perjalanan luar biasa selama beberapa bulan terakhir dan kami ingin menunjukkan penghargaan kami dengan bonus terima kasih yang berjumlah US$500 juta," ujar Dave Clark, Wakil Presiden Senior Amazon.
Dari nilai tersebut, bonus masing-masing US$500 kepada karyawan penuh waktu, termasuk Whole Foods yang dimiliki Amazon atau sopir mitra layanan pengiriman.
Kemudian, karyawan atau sopir paruh waktu akan mendapatkan masing-masing US$250, garda terdepan di Amazon dan Whole Foods mendapatkan US$1.000, termasuk perusahaan pemilik mitra layanan pengiriman paket ke pelanggan US$3.000.
Lalu, sopir yang bekerja lebih dari 10 jam untuk Amazon Flex akan mendapatkan bonus masing-masing US$150.
Pembagian bonus, sambung Clark, karena perusahaan menyaksikan peningkatan permintaan selama pandemi covid-19 saat sebagian besar orang beraktivitas dari rumah.
Selain itu, Amazon juga mendapat kritik karena dinilai tidak memberikan informasi yang memadai mengenai risiko pekerja di tengah pandemi covid-19. Amazon juga sempat menjadi perhatian setelah 10 kasus kematian di antara karyawan gudang yang positif terpapar virus corona.
Lihat juga:Syarat Rapid Test Lion Air Seharga Rp95 Ribu |
Awal bulan ini, Kantor Kejaksaan Agung New York sempat mewawancarai pekerja dari beberapa fasilitas Amazon di New York sebagai bagian dari penyelidikan atas kekhawatiran pekerja terhadap tindakan keselamatan terkait virus corona.
Amazon juga menghadapi tuntutan hukum atas dugaan kurangnya perlindungan terhadap pekerja dari paparan virus corona di fasilitasnya di Staten Island.
Menanggapi gugatan itu, Amazon mengaku telah mengambil berbagai langkah untuk mencegah penyebaran virus corona, termasuk membuat lebih dari 150 perubahan pada operasionalnya.
Amazon bahkan menyebut telah menghabiskan lebih dari US$600 juta untuk biaya yang terkait dengan penanganan virus corona selama tiga bulan pertama tahun ini. Diperkirakan, biaya penanganan corona pada kuartal kedua di Amazon meningkat menjadi US$4 miliar.