Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pandemi Covid-19 memberikan tantangan tersendiri dalam membuat kebijakan fiskal.
Sri Mulyani mengatakan kondisi saat Covid-19 belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini membuat dia sebagai bendahara negara tidak memiliki gambaran tentang kebijakan fiskal dalam mengatasi kondisi tersebut.
Lihat juga:Data Corona 4 Juli: ODP 38 Ribu PDP 14 Ribu |
"Covid-19 bisa dikatakan extraordinary (luar biasa) dan unprecedented (belum pernah terjadi sebelumnya). Karena presedennya adalah 100 tahun yang lalu dan saya tidak tahu kebijakan fiskal 100 tahun yang lalu," ujarnya, Sabtu (4/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga harus mengubah arah kebijakan akibat kemunculan pandemi Covid-19. Mulanya, pemerintah fokus untuk menggenjot potensi ekonomi digital.
Pemerintah pun menyiapkan semua sendi-sendi pembangunan untuk mendorong ekonomi digital mulai dari SDM, lingkungan investasi, kebijakan perdagangan, hingga infrastruktur.
"Lagi kami sibuk begitu, tiba-tiba kena shock Covid-19 ini. Ini juga mengubah dan meriset semuanya," imbuhnya.
![]() Insert Artikel - Waspada Virus Corona |
Atas kejadian tersebut ia mengaku mengambil pelajaran bahwa tantangan-tantangan akan tetap datang meskipun sudah mengantongi banyak pengalaman.
"Kita rendah hati dan kemampuan untuk terus merasakan ternyata even dengan pengalaman yang banyak pun kita akan dihadapkan dengan tantangan-tantangan yang kadang-kadang tidak pernah ada presedennya," ucapnya.
Untuk diketahui, pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp695,2 triliun untuk penanganan Covid-19. Dana tersebut bengkak dari sebelumnya Rp405,1 triliun.
(ulf/ain)