Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi pada semester I 2020 bisa minus 1,1 hingga 0,4 persen. Pertumbuhan minus lantaran pandemi virus corona (covid-19) telah menekan perekonomian Indonesia sejak kuartal I 2020.
Perekonomian Indonesia yang tumbuh di atas 5 persen pada kuartal pertama tahun 2018 dan 2019 terkoreksi pada tahun ini menjadi hanya sebesar 2,97 persen.
"Terjadi penurunan yang cukup drastis dari covid-19, yaitu penurunan pertumbuhan di kisaran 3 persen atau 2,97 persen pada kuartal I ini, menurun cukup tajam dibanding rata-rata pertumbuhan kita yang di atas 5 persen," jelasnya, Kamis (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, pada kuartal II 2020, tekanan perekonomian makin kuat lantaran virus corona mulai mewabah, serta terjadinya pembatasan aktivitas sosial.
Ia memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kurun April hingga Juni akan terkoreksi hingga minus 3,8 persen atau dalam kisaran minus 3,5 persen sampai minus 3,1 persen.
"Kuartal kedua diperkirakan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi kita, yakni minus 3,8 persen atau dalam range antara minus 3,5 sampai minus 3,1. Sehingga semester I range pertumbuhan ekonomi adalah minus 1,1 sampai 0,4 persen," kata Ani.
Meski demikian, ia menangkap sinyal pemulihan ekonomi pada kuartal ketiga. Hal itu terlihat dari beberapa indikator yang mulai mengalami peningkatan di antaranya pertumbuhan penerimaan pajak hingga purchasing manager index manufaktur Indonesia pada Juni.
"Kuartal ketiga kami berharap terjadi pemulihan. Oleh karena itu diperkirakan nanti prediksi ekonomi kita bisa mencapai range yang mendekati nol atau bahkan positif, yaitu antara minus 0,4 hingga 1 persen," ucapnya.
Jika proyeksi tersebut terwujud, pada akhir tahun nanti, pertumbuhan ekonomi tidak akan negatif. "Pertumbuhan kuartal tiga dan keempat diperkirakan berkisar minus 1 hingga positif 1,2 persen pada kuartal 3 dan kuartal empat 1,6 persen hingga 3,2 persen," pungkasnya.