Pandemi virus corona belakangan ini telah meningkatkan utang perusahaan di dunia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap sekitar 900 perusahaan global, wabah tersebut telah membuat perusahaan global menghadapi utang baru sampai dengan US$1 triliun.
Jika dirupiahkan, utang tersebut mencapai Rp14.468 triliun (kurs Rp14.468 per dolar AS). Dikutip dari Antara, peningkatan itu belum pernah terjadi sebelumnya.
"Covid telah mengubah segalanya," kata Seth Meyer, Manajer Portofolio Janus Henderson, perusahaan yang menyusun analisis untuk indeks utang baru perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan perusahaan yang masuk terperangkap utang baru tersebut sebelumnya sudah berutang 40 persen lebih banyak daripada yang mereka lakukan pada 2014.
Kalau dihitung, pertumbuhan utang telah melampaui pertumbuhan laba mereka.
Hasil penelitian juga mengungkap dari perusahaan itu, korporasi AS menanggung setengah dari utang perusahaan global yang saat ini totalnya mencapai US$3,9 triliun. Pertumbuhan utang tersebut merupakan yang tercepat dalam lima tahun terakhir.
Jerman berada di nomor dua dengan US$762 miliar. Jerman juga memiliki tiga perusahaan yang paling berutang di dunia.
Mereka adalah Volkswagen dengan utang US$192 miliar, tidak jauh di belakang negara-negara seperti Afrika Selatan atau Hongaria.
Meskipun demikian utang itu meningkat oleh unit pembiayaan mobilnya. Sebaliknya, seperempat perusahaan dalam indeks baru tidak memiliki utang sama sekali.
Bahkan, beberapa di antara mereka memiliki cadangan uang tunai yang besar. Cadangan tunai yang terbesar dimiliki Alphabet, pemilik Google, dengan total US$104 miliar.
Lihat juga:Kekayaan Elon Musk Salip Warren Buffett |