Penyedia layanan uang elektronik OVO akan menaikkan tarif pengisian saldo (top up) pengguna dari Rp1.000 per pengisian menjadi Rp1.500 per pengisian. Kenaikan tarif efektif sejak 25 Agustus 2020.
"Mulai tanggal 25 Agustus 2020 akan diberlakukan penyesuaian tarif top up OVO menjadi Rp1.500," katanya seperti dikutip dari pesan aplikasi OVO, Senin (13/7).
Dalam notifikasi aplikasi yang dikirimkan OVO lewat, disebutkan masa berlaku sampai dengan 31 Desember 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, kenaikan tarif top up berlaku untuk pengisian dari bank berikut:
- CIMB Niaga: ATM
- OCBC NISP: ATM, internet banking, mobile banking
- Danamon: ATM, internet banking, mobile banking
- BRI Syariah: mobile banking, SMS banking
- Bank BJB: internet banking, mobile banking
- Bank Mayapada: ATM, mobile banking
- Bank Muamalat: ATM, mobile banking
- Maybank: ATM internet banking, mobile banking, SMS banking
- Bank Sinarmas: ATM, internet banking, mobile banking
- Bank Mega: ATM, mobile banking
- Bank Syariah Mandiri: mobile banking
- Bank Bukopin: mobile banking
- Bank Panin: ATM
- UOB: internet banking, mobile banking
- Shinhan: internet banking
- BPD DIY: ATM, mobile banking, SMS banking
- Bank Nagari: ATM, internet banking
- Bank MAS: internet banking
- BTPN: mobile banking
Sebelumnya, penyesuaian biaya top up juga dilakukan pada Maret lalu. Pengguna yang sebelumnya tidak dikenakan biaya top-up per 2 Maret 2020 dikenakan biaya Rp1.000.
Dalam notifikasi yang berlaku hingga 31 Januari 2020 itu, manajemen merinci biaya top up Rp1.000 diberlakukan untuk pengisian ulang melalui instan top up di aplikasi OVO, ATM, internet/mobile banking, Tokopedia, dan OVO Booth.
Sementara, pengisian ulang melalui kartu debit melalui aplikasi OVO akan dikenakan biaya hingga Rp2 persen.