Dirut Buka Suara soal Jual Saham BCA: Tidak Ada yang Istimewa

CNN Indonesia
Senin, 13 Jul 2020 15:02 WIB
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) , Jahja Setiaatmadja saat perayaan HUT BCA ke-60. Jakarta, 22 Februaru 2017. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Dirut BCA Jahja Setiaatmadja menilai penjualan saham BBCA miliknya sebagai aksi jual saham biasa dan diversifikasi portofolio investasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama PT BCA Tbk Jahja Setiaatmadja menyebut penjualan saham BBCA yang dikantonginya sebagai aksi jual saham biasa. Dia mengklaim aksi itu sebagai diversifikasi portofolio investasi.

"Ini cuma aksi jual saham biasa saja. Karena yang jual direksi, jadi perhatian. Saya lepas saham 10 ribu juga mungkin orang bertanya. Tidak ada yang istimewa soal itu. Diversifikasi investasi saja," ujarnya saat lunch meeting virtual dengan media, Senin (13/7).

Namun demikian, ia enggan mengomentari aksi jual saham BBCA yang dilakukan direksi lainnya. "Saya tidak ngomong direksi yang lain. Ini buat diri saya sendiri, diversifikasi investasi saja," terang dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, lima direktur BCA melakukan aksi jual saham pada periode 7 hingga 10 Juli. Transaksi itu diketahui dari surat laporan perubahan kepemilikan saham dari lima direktur BCA kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diunggah lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kelima direktur BCA yang menjual sahamnya meliputi Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja, Direktur BCA Rudy Susanto, Direktur BCA Lianawaty Suwono, Direktur BCA Henry Koenaifi, dan Direktur Independen BCA Erwan Yuris Ang. Kelimanya, melepas saham dengan jumlah dan harga berbeda.

Jahja tercatat melepas 100 ribu saham. Detailnya, sebanyak 50 ribu saham dijual pada harga Rp31.050 per saham di 9 Juli 2020.

Kemudian, Jahja kembali menjual 25 ribu saham seharga Rp31.125 per saham dan sebanyak 25 ribu saham dengan harga Rp31.100 per saham. Kedua transaksi tersebut dilakukan pada 10 Juli 2020.

Dengan penjualan itu, maka kepemilikan saham Jahja sebelumnya 8.105.463 saham menjadi 8.005.463 saham usai transaksi.

Untuk  Rudy Susanto, secara akumulasi ia melepas 199.500 saham pada 9 Juli 2020. Rinciannya, sebanyak 54.500 saham dijual seharga Rp31.025.

Sedangkan, mayoritas saham yang dijual atau 145.500 saham dilego dengan harga Rp31.000 per saham.

Dengan penjualan itu, maka kepemilikan saham Rudy sebelumnya 560.411 saham menjadi 360.411 saham usai transaksi.

Kemudian, Lianawaty Suwono secara total menjual 100 ribu saham pada 9 Juli 2020. Detailnya, 50 ribu saham seharga Rp31.050 per saham dan separuhnya seharga Rp31.025 per saham.

Dengan penjualan itu, maka kepemilikan saham sebelumnya 274.186 saham menjadi 174.186 saham usai transaksi.

Selanjutnya, Henry Koenaifi secara akumulasi melepas 210 ribu saham. Detailnya, 100 ribu saham seharga Rp29.925 per saham dan 100 ribu saham seharga Rp29.950 per saham.

Kedua transaksi itu terjadi pada 7 Juli 2020. Kemudian, pada 8 Juli 2020 ia kembali menjual 10 ribu saham seharga Rp30.750 per saham.

Dengan penjualan itu, maka kepemilikan saham sebelumnya 1.118.098 saham menjadi 908.098 saham usai transaksi.

Terakhir Erwan Yuris Ang tercatat menjual 50 ribu saham di harga Rp31.150 per saham pada 10 Juli 2020. Dengan penjualan itu, maka kepemilikan saham Jahja sebelumnya 1.319.131 saham menjadi 1.269.131 saham usai transaksi.

Namun, kelima petinggi bank BUKU IV tersebut tidak merincikan tujuan transaksi penjualan saham. Pada perdagangan Senin (13/7) siang pukul 13.15 JATS saham dengan kode BBCA itu tercatat berada di posisi Rp30.700 per saham. Saham BCA mengalami koreksi 300 poin atau 0,97 persen.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER