Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan kinerja perdagangan antara Indonesia dengan Singapura justru tengah meningkat ketika Negeri Singa mengalami resesi ekonomi. Khususnya ekspor produk dari Tanah Air.
Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura mengumumkan bahwa data awal pertumbuhan ekonomi mereka akan turun 41,2 persen pada kuartal II 2020 dari kuartal I 2020. Secara tahunan, ekonomi Singapura akan terkontraksi 12 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengaku tak bisa memperkirakan bagaimana dampak resesi ekonomi di Singapura terhadap perekonomian Indonesia. Ia hanya berharap ekonomi nasional tetap baik-baik saja karena kinerja perdagangan antar kedua negara justru tengah meningkat pada periode perkiraan resesi ekonomi di Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia ke Singapura meningkat US$137,3 juta atau 29,27 persen dari US$468,7 juta pada Mei 2020 menjadi US$606 juta pada Juni 2020. Secara akumulasi, nilai ekspor mencapai US$4,6 miliar atau 6,36 persen dari total ekspor Indonesia ke seluruh negara pada Januari-Juni 2020.
"Tapi pada Juni 2020, ekspor Indonesia justru tumbuh bagus dari Mei. Ekspor Indonesia ke Singapura masih meningkat US$137,3 juta," ucap Suhariyanto saat konferensi pers virtual, Rabu (15/7).
Artinya, Indonesia masih bisa memperoleh 'cuan' dari Singapura di sektor perdagangan saat negara tetangga itu justru tengah resesi ekonomi atau mengalami pertumbuhan ekonomi minus dalam dua kuartal berturut-turut.
"Ekspor ke Singapura yang meningkat selama Juni ini adalah logam mulia, perhiasan dan permata, mesin dan perlengkapan listrik, mesin dan peralatan mekanis, serta tembakau dan rokok," tuturnya.
Begitu pula dengan impor dari Singapura ke Indonesia. Tercatat, nilai impor naik US$129,2 juta atau 22,61 persen dari US$571,5 juta pada Mei 2020 menjadi US$700,7 juta pada Juni 2020.
Secara akumulasi, nilai impor mencapai US$4,21 miliar atau 6,64 persen dari total impor Indonesia dari semua negara pada Januari-Juni 2020. Dari kondisi ini, Indonesia masih menikmati surplus perdagangan sekitar US$390 juta dari Singapura.
"Jadi kalau dilihat dari angkanya, kami akan lihat lagi tapi seberapa dalam (dampak resesi ekonomi Singapura ke Indonesia), kami lihat lagi ke depan. Saya berharap sinyal positif dari ekspor Juni masih bagus ke depan," katanya.