Pemerintah Diminta Evaluasi PSSB Cegah Kenaikan Kasus Corona

CNN Indonesia
Rabu, 15 Jul 2020 16:34 WIB
Tim medis Puskesmas Kramat Jati mengambil sampel lendir saat tes swab pada ibu hamil di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Dahlia, Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta, Jumat, 12 Juni 2020. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Riset Prakarsa menyebut tanpa PSBB, jumlah orang yang terjangkit virus corona (covid-19) bisa tembus 9,2 juta orang. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah diminta untuk mengevaluasi implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan mengukur tingkat efektifivasnya untuk mencegah peningkatan kasus virus corona (covid-19). Hal itu juga dimaksudkan untuk mengukur hambatan fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien terinfeksi.

“Semakin efektif kebijakan pembatasan sosial, maka laju perubahan rasio dari orang rentan terinfeksi dan orang yang terinfeksi untuk sembuh atau meninggal selama beberapa waktu tertentu semakin cepat mengerucut,” ungkap Direktur Eksekutif Lembaga Riset Prakarsa AH Maftuchan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (15/7).

Sebelumnya, pemerintah mengklaim fasilitas kesehatan bisa mengakomodasi hingga 10 ribu pasien pada 27 April 2020. Dengan jumlah kasus saat ini, artinya pertumbuhan kapasitas rumah sakit tidak akan mampu mengimbangi kenaikan jumlah pasien terinfeksi covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per hari ini, jumlah kasus positif di Indonesia tembus 80.094 orang, dengan pasien terjangkit yang sembuh sebanyak 39.050 orang.

“Pengukuran efektivitas implementasi PSBB sangat penting dilakukan agar dapat melakukan perubahan dan penguatan kebijakan untuk menekan laju penyebaran infeksi covid-19,” terang dia.

Hasil studi Prakarsa melansir tanpa PSBB, jumlah masyarakat yang terjangkit virus corona bisa mencapai 9,2 juta orang dalam kurun waktu enam bulan. Jumlah itu berasal dari 176,04 juta orang dalam kelompok berisiko terinfeksi covid-19.

Masalahnya, meskipun diberlakukan PSBB, Maftuchan menilai pembatasan sosial masih relatif longgar. “Bahkan, cenderung tidak konsisten, sehingga ini dapat mengakibatkan peningkatan laju infeksi,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menuturkan melalui skenario kebijakan pembatasan sosial sangat pelan, jumlah orang terinfeksi di kelompok berisiko diperkirakan mampu ditekan menjadi 224.681 orang.

Sedangkan, pada skenario moderat jumlah orang yang terdampak virus corona menjadi 13.145 orang dan skenario terbaik mampu ditekan hingga 6.819 orang.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER