Sebanyak 102 pesawat menganggur dan tidak beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang akibat pandemi virus corona.
"Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta saja, ada 102 pesawat yang di-grounded (tidak dioperasikan)," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dikutip dari Antara, Kamis (16/7).
Awaluddin mengungkap armada pesawat tersebut tak beroperasi karena berbagai latar belakang, mulai dari merosotnya permintaan, perlu perawatan (maintenance) pesawat, serta persoalan dengan mitra masing-masing maskapai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maskapai belum menerbangkan dengan segala latar belakang, demand (permintaan) belum (meningkat), perlu maintenance, dan ada persoalan mitranya," ujarnya.
Dia menilai apabila pesawat-pesawat tersebut kembali dioperasikan seiring dengan normal baru atau menurunnya kurva covid-19 maka bukan hanya pergerakan penumpang yang bergerak naik, melainkan juga kargo.
Pasalnya, pengangkutan kargo mengikuti pesawat penumpang yang diangkut di perut pesawat (aircraft belly).
"Kalau itu bisa bergerak cepat, kargo tadi juga ikut. Sebagian besar kargo menumpang di armada pesawat penumpang. Di Indonesia belum banyak 'freighter' kargo di udara," katanya.
Berbeda halnya dengan transportasi laut, menurut dia, yang lebih banyak bergerak di pengangkutan barang dibanding penumpang.
"Sekarang masih sangat tinggi ketergantungan trafik manusia. Laut itu trafiknya kargo. Angkutan udara orang yang lebih memilih karena nyaman, cepat, mobilisasi begitu besar," katanya.
Berdasarkan data AP II, pada 7 Mei - 7 Juni 2020 volume angkutan kargo di 19 bandara perseroan diperkirakan sekitar 34 juta kilogram, di mana khusus Bandara Internasional Soekarno-Hatta mencapai 27 juta kilogram.
AP II saat ini memiliki dua perusahaan afiliasi yang bergerak di bisnis kargo yakni PT Angkasa Pura Kargo dengan kepemilikan saham 99,99 persen dan PT Gapura Angkasa dengan kepemilikan mayoritas 46,26 persen.