Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan utang pemerintah bertambah Rp422,7 triliun sepanjang 2019. Dengan kenaikan itu, maka total utang pemerintah pada 31 Desember 2019 sebesar Rp5.340,2 triliun.
"Posisi itu naik 8,6 persen dari kewajiban pemerintah per 31 Desember 2018," ujarnya dalam rapat paripurna DPR, Kamis, (16/7).
Ia mengatakan peningkatan utang sebagian besar berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto. Penerbitan SBN itu digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan prioritas, termasuk pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, aset pemerintah sebesar Rp10.467,5 triliun di 2019. Jumlah itu bertumbuh Rp4.142,2 triliun atau 65,5 persen dari posisi 2018 lalu. Peningkatan aset ditopang oleh pencatatan hasil inventarisasi dan penilaian kembali Barang Milik Negara (BMN) yang mencapai Rp4.113,2 triliun.
"Sedangkan ekuitas akhir 2019 sebesar Rp5.127,3 triliun," ucapnya.
Tahun ini, pemerintah diprediksi menambah penarikan utang mencapai Rp1.439,8 triliun akibat pandemi Covid-19. Proyeksi itu dirilis oleh lembaga studi Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS). Estimasi ini jauh lebih tinggi dari realisasi penambahan utang baru oleh pemerintah dari tahun-tahun sebelumnya.