Pedagang mengaku merasakan manfaat larangan kantong plastik sekali pakai atau kantong kresek yang resmi diberlakukan sejak 1 Juli lalu. Manfaatnya, yakni belanja plastik berkurang.
Duden (40), pedagang di Pasar Tebet Barat, mengatakan tadinya belanja kantong plastik setiap bulan menghabiskan biaya Rp300 ribu-Rp400 ribu. "Sekarang untuk belanja plastik jadi berkurang," ujarnya dilansir Antara, Senin (20/7).
Kantong plastik sekali pakai yang biasa dibeli Duden berukuran 35x40 cm dan 29x24 cm. Kantong plastik itu kemudian diberikan secara gratis kepada seluruh pembeli di tokonya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, terhitung awal bulan ini, Duden dan sejumlah pedagang lainnya mengaku tak perlu lagi membeli kantong plastik. "Kami bisa lebih berhemat. Pastinya, kami dukung program ini," terang dia.
Di pasar yang sama, Ari (36), pedagang sayuran mengaku pengeluarannya lebih irit. Bahkan, ia mampu menekan ongkos belanja kantong plastik hingga 50 persen.
"Biasanya, saya belanja kantong plastik itu Rp600 ribu. Bisa hemat 50 persen lah, soalnya saya masih pakai plastik kiloan untuk membungkus sayuran," tutur dia.
Menurut dia, belum semua pembeli mengetahui kebijakan larangan kantong plastik, sehingga masih ada pembeli yang memaksa meminta kantong plastik saat berbelanja.
Ali (32), pedagang tahu dan tempe di Pasar Tebet mengungkap hal serupa. Ia bilang kendala penerapan larangan kantong plastik karena perasaan tidak enak kepada pembeli.
Pun demikian, pedagang telah menyediakan kantong belanja ramah lingkungan yang dijual dengan harga mulai dari Rp3.000-Rp5.000 untuk menyiasati pembeli yang lupa membawa kantong belanjaan pribadi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberlakukan kebijakan larangan kantong plastik terhitung mulai 1 Juli 2020, kebijakan ini diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada pusat perbelanjaan, toko swalayan dan pasar rakyat.