Tiga Langkah Adaptasi Ekonomi Syariah Hadapi New Normal

CNN Indonesia
Rabu, 29 Jul 2020 08:15 WIB
Bank Indonesia (BI) menilai ekonomi syariah perlu beradaptasi dengan new normal agar bisa tetap berkegiatan tanpa merugikan kesehatan.
Bank Indonesia (BI) menilai ekonomi syariah perlu beradaptasi dengan new normal agar bisa tetap berkegiatan tanpa merugikan kesehatan. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) membeberkan tiga langkah ekonomi syariah beradaptasi dalam menghadapi era kenormalan baru (new normal).

"Pertama, penggunaan teknologi yang semakin intensif termasuk untuk membuka peluang pasar dan distribusi barang," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (28/7).

Kedua, memanfaatkan peluang pengembangan alternatif usaha. Ketiga, meningkatkan kesempatan untuk memperat kolaborasi dan sinergi antar pelaku usaha.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dody, ekonomi syariah perlu melakukan adaptasi dengan kebiasaan baru di tengah pandemi covid-19. Hal itu dilakukan agar kegiatan usaha yang dijalankan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional tidak menimbulkan risiko di bidang kesehatan.

Saat ini, bank sentral bekerjasama lintas lembaga di bawah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) selalu berkomitmen untuk mendorong pemberdayaan ekonomi syariah sehingga dapat bersaing secara nasional maupun global.

Salah satu strategi yang dilakukan adalah melalui penguatan ekosistem Halal Value Chain (HVC) yang meliputi rangkaian kegiatan untuk menghasilkan nilai tambah pada setiap bisnis proses dengan menekankan pada aspek kepatuhan terhadap nilai dan prinsip dasar syariah.

[Gambas:Video CNN]

Pengembangan ekosistem HVC sendiri dilakukan di empat sektor utama yaitu pertanian (integrated farming); industri makanan halal dan busana muslim yang diwujudkan dalam program pengembangan Industri Kreatif Syariah (IKRA); pariwisata halal; serta pengembangan renewable energy.

"Upaya-upaya tersebut terus dilakukan dengan menggandeng berbagai pelaku usaha, diantaranya komunitas pesantren, UMKM syariah, korporasi dan berbagai pelaku industri lainnya," ujarnya.

(agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER