Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) belum berencana memberikan pinjaman dana baru bagi Indonesia untuk penanganan dampak pandemi virus corona atau covid-19.
Sebelumnya, AIIB sudah memberikan pinjaman sebesar US$1 miliar atau setara Rp14,5 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) untuk penanganan dampak pandemi corona di Tanah Air.
Vice President and Chief Administration Officer AIIB Luky Eko Wuryanto mengatakan lembaga kerja sama multilateral di bidang infrastruktur itu sudah memberikan pinjaman dalam bentuk Fasilitas Pemulihan Krisis (Crisis Recovery Facility/CRF) kepada Indonesia dalam dua tahap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahap pertama sebesar US$750 juta atau Rp10,87 triliun untuk mendukung anggaran kebijakan dasar pada Mei 2020.
Tahap kedua sebesar US$250 juta atau Rp3,62 triliun untuk sektor kesehatan pada Juni 2020. Keduanya sudah disetujui dan tinggal proses pencairan ke pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan.
"Untuk CRF, kami belum ada rencana lagi untuk menambah pinjaman (untuk Indonesia), kecuali ada sertifikasi yang diberikan pemerintah Indonesia dan tentunya perlu justifikasi kuat kenapa pinjaman perlu ditambahkan," ungkap Luky dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/7) malam.
Di sisi lain, sambungnya, AIIB belum memberikan dana pinjaman baru bagi Indonesia karena ingin pula membantu negara lain, khususnya yang merupakan anggota lembaga. Sebab, pandemi corona turut dirasakan oleh negara-negara lain di dunia.
"Kami ingin membantu juga negara lain terkait dengan kebutuhan krisis atau CRF dengan pandemi yang dihadapi global, dibutuhkan sebuah balance. Kami coba untuk gapai sebanyak mungkin negara anggota yang lain," terangnya.
Selain itu, ia mengatakan bantuan AIIB sejatinya terbatas dan tidak sebesar kapasitas pendanaan yang dimiliki oleh Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) dan Bank Dunia (World Bank).
Maklum saja, lembaga yang berbasis di Beijing, China itu baru didirikan pada 2016. Saat ini pun secara total, pinjaman dari AIIB yang diberikan ke sejumlah negara, baik untuk infrastruktur maupun bantuan corona baru mencapai US$19,6 miliar atau Rp284,2 triliun.
"Fasilitas kami tidak sebanyak yang dipunyai lembaga lain, seperti ADB dan World Bank. Kami tidak menutup (kemungkinan untuk memberi tambahan pinjaman kepada Indonesia), tapi sepertinya kami akan memberikan prioritas ke negara lain. Tentunya tergantung pemerintah Indonesia kebutuhannya seperti apa," pungkasnya.