Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.625 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (7/8) sore. Mata uang Garuda melemah 0,27 persen jika dibandingkan perdagangan kemarin sore di level Rp14.585 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.647 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi kemarin yakni Rp14.587 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,05 persen, dolar Singapura melemah 0,15 persen, won Korea Selatan melemah 0,09 persen, dan rupee India melemah 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, yuan China juga melemah 0,08 persen, ringgit Malaysia melemah 0,02 persen dan baht Thailand melemah 0,18 persen. Hanya peso Filipina yang terpantau menguat tipis sebesar 0,02 persen.
Di negara maju, mayoritas mata uang masih bergerak variatif. Poundsterling Inggris menguat 0,29 persen dan dolar Australia menguat 0,35 persen. Sementara, dolar Kanada dan franc Swiss melemah masing-masing 0,33 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pergerakan rupiah hari ini masih dipengaruhi tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang mengalami pelemahan ke kisaran 0,527 persen.
Angka tersebut turun sekitar 2,1 persen dibandingkan penutupan kemarin. Hal ini menunjukkan permintaan aset aman cukup tinggi dan bisa mengindikasikan kekhawatiran di pasar keuangan meningkat.
"Di sisi lain pasar masih menunggu tambahan stimulus Pemerintah AS sebesar US$1 triliun yang masih deadlock (buntu) jelang batas yang dibuat kongres AS sebelum mereka libur," kata Ariston.
Dari internal, kekhawatiran resesi karena dalamnya kontraksi ekonomi pada kuartal II 2020 juga memberikan tekanan terhadap rupiah. "Kalau tidak ada perbaikan konsumsi hingga September, dipastikan Indonesia akan masuk ke dalam resesi," ujar Ariston.
Sementara, pada pekan depan, ia memprediksi rupiah masih akan melemah karena ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
"Rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.500-Rp14.700 per dolar AS. Ini juga akan dipengaruhi data penting terkait ketenagakerjaan di AS nanti malam," jelas Ariston.