Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan asumsi dasar makro ekonomi dalam Pidato Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 di Gedung DPR, Jumat (14/8).
Pemerintah menargetkan ekonomi melaju di kisaran 4,5 persen hingga 5,5 persen. Target tersebut lebih tinggi dari target tahun ini, 5,3 persen, dan proyeksi realisasi yang berisiko negatif karena pandemi virus corona.
"Tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi menyatakan inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen untuk mendukung daya beli masyarakat. Asumsi tahun depan sedikit di bawah asumsi tahun ini, 3,1 persen.
Asumsi nilai tukar tahun depan melemah dibandingkan asumsi pemerintah tahun ini Rp14.400 per dolar AS.
Asumsi suku bunga tahun depan berbeda dari tahun ini yang menggunakan suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan, 5,4 persen.
Asumsi harga minyak tahun depan lebih rendah dari tahun ini US$63 per barel
Asumsi lifting minyak dan gas tahun depan lebih rendah dari tahun ini. Di mana tahun ini, target lifting minyak pemerintah 755 ribu barel per hari dan gas 1.195 barel setara minyak per hari.