Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bank pelat merah telah menyalurkan kredit sebesar Rp79,7 triliun dari penempatan dana pemerintah senilai Rp30 triliun. Itu berarti, rasio realisasi kredit terhadap alokasi dana mencapai 265,7 persen.
"Berdasarkan laporan bank, kami lihat empat bank sudah realisasi (kredit) Rp79,7 triliun, artinya sudah 265,7 persen dari 30 triliun," ujar Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana di Komisi XI, Senin (24/8).
Bahkan, lanjutnya, Himpunan Bank Negara (Himbara) meningkatkan target penggunaan dana (leverage) tersebut dari tiga kali lipat menjadi empat kali lipat, atau Rp120,93 triliun. Dengan patokan target leverage terbaru, maka realisasinya sudah mencapai 65,9 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, atas penempatan dana tersebut bank-bank BUMN menargetkan ekspansi kredit hingga tiga kali lipat, atau Rp90 triliun.
"Mereka akan 4 kali leverage dana yang disampaikan pemerintah dari rencana awal 3 kali," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani merincikan realisasi penyaluran kredit untuk masing-masing bank dari dana tabungan pemerintah itu.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp35,78 triliun dari dana penempatan Rp10 triliun. Lalu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp27,63 triliun dari dana penempatan Rp10 triliun dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp10,65 triliun dari dana penempatan Rp5 triliun.
Sedangkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp5,4 triliun dari dana penempatan Rp5 triliun.
Bendahara negara mengaku memberikan desain penempatan dan penyaluran dana yang mudah bagi bank Himbara sehingga perseroan mampu memaksimalkan kredit. Tujuannya, agar Indonesia tidak kehilangan momentum pemulihan ekonomi.
"Waktu penempatan dana kami hanya berikan dua yang tidak boleh tidak boleh, yaitu beli forex dan SBN. Tujuannya untuk percepatan dana itu diterima dan digunakan masyarakat dan dunia usaha," katanya.
Lihat juga:Laba Bank BUMN Anjlok Akibat Tekanan Corona |